Satu Keluarga Korban Gempa di Cianjur Sudah 3 Tahun Masih Tinggal di Tenda


Satu Keluarga Korban Gempa di Cianjur Sudah 3 Tahun Masih Tinggal di Tenda

Kamis, 19 Desember 2024, Desember 19, 2024

Cianjur, jejakkriminal.net-

Suatu kisah yang memilukan dan memprihatinkan atas nasib yang dialami oleh satu keluarga sebut saja pak Mamat (54 th) dan istri nya ibu Anah (59 th) , yang mengalami dampak gempa 3 tahun yang lalu di Cianjur, mereka dan keluarganya sampai saat ini sudah hampir 3 tahun tinggal di tenda.



Rumah nya mengalami ruksak berat karena guncangan gempa yang terjadi sekitar bulan nopember tahun 2022, ironis nya hampir semua tetangganya di sekitar  tempat tinggal nya tepat nya di kp.Cicariang RT 02 RW 05 Desa Ciwalen Kec.Warung Kondang Kab.Cianjur semua nya sudah mendapat bantuan gempa dari pemerintah,  sudah pada mendapatkan bantuan dan dibangunkan rumah.


Pemandangan mencolok memang sangat terlihat jelas tempat tinggal pak Mamat dan keluarganya,  yang masih tinggal di tenda.


Pada hari minggu 08 Desember  2024 ,sekitar jam 10 pagi, kami  menyambangi rumah tenda pak Mamat dan istri nya  ibu Anah, saat melakukan wawancara  ibu Anah  istri pak Mamat sangat lantang menceritakan  kronogis kejadian,  kenapa sampai saat ini belum juga mendapatkan bantuan, dengan nada terbata bata menceritakan kisah nya:  awalnya kami kedatangan seorang petugas yang mengaku dari Tim Teknis,  yang berinisial (H) dia berjanji akan mengurus proses pengajuan nya mulai dari proses validasi berkas, selang beberapa hari, datang lagi  seseorang yang berinisial (I) nengaku teman nya inisial (H) dan berbicara bahwa untuk proses pengajuan pencairan dana bantuan gempa membutuhkan biaya,  dugaan kami di sini sudah terjadi pungli, kalau mendengar atas pengakuan bu Anah dan pak Mamat,  yang bercerita bahwa, awal nya minta biaya 200 ribu validasi berkas, dan berulang ulang minta biaya ke pihak ibu Anah dan suami nya, hingga total untuk menguruskan proses pengajuan bantuan gempa sudah habis hampir 2 juta an, begitu cerita nya ibu Anah yang dikuatkan oleh suami nya pak Mamat kepada kami.


Satu keluarga yang masih tinggal di tenda ini,  sudah sangat lelah menunggu bantuan gempa yang tak kunjung cair juga, ketika sedang ramai ramai nya para tetangga nya pada mencairkan bantuan gempa, 


Ibu Anah dan anak nya , sekitar 2 tahun yang lalu, mendatangi Kantor Desa Ciwalen untuk menanyakan, kenapa bantuan dana gempa belum cair juga sedangkan tetangga  nya,  semua sudah pada cair dan sudah pada membangun rumah nya.


Saat datang ke kantor Desa Ciwalen, kebetulan di situ ada ketua RT wilayah ibu Anah tinggal  yaitu  berinisial ( US),  dengan nada bicara agak tinggi ibu Anah menanyakan kenapa kok belum cair? , kok keluarga kami di anak tirikan?  pungkas nya, saat itu hadir juga kepala Desa Ciwalen bapak Dadang Sutisna, dan bapak Kades mengajak ibu Anah ke ruang kerja nya, di situ pak Kades Ciwalen bercerita kenapa dana bantuan gempa ibu Anah belum cair  juga? karena tidak ada dukungan dari pihak ketua RT ibu Anah tinggal, sebab katanya pak Mamat dan bu Anah menempati rumah yang tanah nya tidak jelas, mendengar pernyataan pak Kades merasa heran karena dia sudah disarankan oleh pihak pihak oknum, dan mereka akhir nya sampai membeli tanah, sekitar bulan Juli 2023, supaya bisa di proses pengajuan dibuatlah sama oknum oknum Surat Jual beli tanah bulan Juli 2022, pak Mamat dan Ibu Anah sampai beli tanah sebesar Rp.24 juta dan sampai sekarang masih punya sisa hutang Rp.8 juta , yang sangat menyedihkan sampai pak Mamat dan bu Anah membeli tanah sampai pinjam  ke bank Emok, begitu pengakuan nya.


Atas hasil klarifikasi waktu mendampingi keluarga korban gempa ini ke kantor Desa Ciwalen Kec.Warung Kondang Kab.Cianjur pada hari Selasa, 16/12/2024 sekitar jam 10.00 Wib sampai selesai, atas keterangan ketua RT yang berinisial (US) dan dihadiri juga dari Tim Teknis Desa berinisial (R) dan dihadiri juga oleh bapak Kepala Desa Ciwalen bapak Dadang Sutisna, hasil mediasi dan atas konfirmasi dari pihak pihak tadi, baik dari pihak pak RT dan Tim Teknis Desa, alasan kenapa pak Mamat dan bu Anah tidak mendapat bantuan gempa, karena waktu itu pak Mamat dan bu Anah beserta keluarga nya menempati rumah yang tanah nya milik orang lain, sehingga pak Mamat dan bu Anah di sarankan untuk membeli tanah sesuai cerita di atas, tapi yang menjadi pak Mamat dan bu Anah merasa tidak diperlakukan secara adil ada tetangga nya sebut saja nama nya inisial (A), dia punya Rumah tapi  tanah nya milik inisial (R), dan diajukan dan di proses sampai cair Rp.60 juta  dan yang menjadi janggal hasil bantuan tersebut dipakai untuk renovasi rumah bibi nya inisial (A) yang bernama inisial (N) dan inisial (N) sebelum nya sudah dapat bantuan gempa masuk kategori ruksak ringan dan mendapatkan bantuan Rp.15 jua dan hasil bantuan gempa inisial (A) tidak dibangunkan di tanah yang punya inisial (R) tapi di bangunkan di tanah kosong milik inisial (A) di tempat lain, inilah yang membuat pak Mamat dan istri nya,  merasa diperlakukan tidak adil oleh pihak pemerintah setempat, dan hal ini membuat pak Mamat dan bu Anah merasa kesal kepada pihak pihak yang waktu itu hadir dalam acara klarifikasi , sampai sampai penawaran dari pihak Pemdes Ciwalen untuk dibantukan ke program Rutilahu pun di tolak nya oleh pihak pak Mamat dan bu Anah, karena mereka menginginkan bantuan ruksak berat sebesar Rp.60 juta sama seperti tetangga lain nya.


Pada akhir nya hasil mediasi dan klarifikasi antara pihak pak Mamat dan Bu Anah sebagai korban gempa dengan pihak Pemdes Ciwalen Kec.Warung Kondang Kab.Cianjur tidak menghasilkan solusi dan pihak pak Mamat dan bu Anah dengan kami pun yang mendampingi  bersepakat,  untuk mencari solusi atau bantuan bantuan kepada para pihak swasta atau pengusaha atau pun dinatur aja, ya kami bersyukur kalau dari Pemerintah Pusat, atau pemerintah Daerah khusus nya Pemkab Cianjur bisa memberikan perhatian dan solusi yang terbaik sesuai keinginan dari keluarga korban ini.


Kami berharap bisa membantu kepada satu keluarga korban gempa ini yang sudah hampir 3 tahun tinggal di tenda dan semoga ada solusi terbaik kepada keluarga korban gempa ini, yaitu  pak Mamat dan ibu Anah beserta keluarganya untuk mengabulkan asa dan cita cita nya dan bisa membangun rumah yang layak di tanah pribadi nya yang dibeli nya sampai meminjam ke bank Emok dan meninggalkan beban hutang yang harus di cicil, kemungkinan masih banyak warga yang senasib dengan pak Mamat dan istri nya ibu Anah, korban terdampak gempa yang  hidup nya masih di tenda dan tidak mendapat bantuan,Demikian dari Cianjur melaporkan.dodi susciardi,jejak kriminal.



(Dodi)

TerPopuler