Petani Menjerit, Harga Pupuk Subsidi di Kelompok Tani Melambung Tinggi

Oku Selatan, jejakkriminal.net-

Harga pupuk subsidi yang melambung tinggi di kelompok tani Kecamatan muara dua membuat para petani menjerit. Berdasarkan informasi dari salah satu petani, anggota kelompok tani mendapatkan pupuk subsidi jenis urea dan NPK dengan harga Rp 300 ribu per paket.


Pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk pupuk subsidi. Dalam aturan tersebut, pupuk organik dijual seharga Rp 800 per kilogram, pupuk urea seharga Rp 2.250 per kilogram, pupuk NPK seharga Rp 2.300 per kilogram, dan pupuk NPK Formula Khusus seharga Rp 3.300 per kilogram. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan harga yang jauh berbeda.


Seorang petani yang tidak mau disebutkan namanya mengungkapkan kebingungannya. “Kami bingung, Pak. Ke mana lagi harus mencari pupuk subsidi? Berapa pun harganya, kami tetap beli karena kami butuh untuk menanam jagung. Kami sangat prihatin dan menjerit setiap kali menanam jagung, pupuk susah dan mahal. Pemerintah menetapkan HET, tetapi kenyataannya di kios atau kelompok tani, harga tidak sesuai,” ujarnya.


Joni ardi, anggota Kelompok Tani gunung tiga Kecamatan marahdua membenarkan bahwa harga Rp 300 ribu untuk paket pupuk subsidi urea dan NPK adalah hasil kesepakatan bersama antara kelompok tani dan Gapoktan. “Kami juga mengeluarkan biaya untuk pembuatan RDKK dan yang lainnya. Jadi, harga ini adalah berdasarkan kesepakatan bersama,” kilahnya, Jumat (6/12/2024).


Sementara itu,  dari Kios Kita Pupuk Subsidi anderiyan tani belum memberikan tanggapannya terkait keluhan petani tentang harga pupuk subsidi yang mencapai Rp 300 ribu.


Para petani berharap agar Dinas Pertanian Oku Selatan dan Satgas Pupuk Pemerintah segera turun ke lapangan untuk meninjau tingginya harga pupuk subsidi di tingkat kios dan kelompok tani. Mereka berharap ada tindakan tegas dari pemerintah agar harga pupuk subsidi bisa kembali sesuai dengan HET yang telah ditetapkan.


Salah satu petani mengatakan, “Kami berharap pemerintah bisa turun tangan langsung. Harga pupuk yang tinggi ini sangat memberatkan kami. Jika terus begini, kami akan kesulitan untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal”.


Para petani juga mengeluhkan kesulitan mendapatkan pupuk subsidi, meskipun pemerintah telah menetapkan aturan yang seharusnya memudahkan akses mereka. “Setiap musim tanam, kami selalu kesulitan mendapatkan pupuk. Selain harganya mahal, distribusinya juga tidak merata. Kami berharap ada perbaikan sistem distribusi pupuk subsidi,” ujar seorang petani lainnya.


Kondisi ini menunjukkan perlunya pengawasan lebih ketat terhadap distribusi pupuk subsidi serta penegakan aturan yang lebih tegas. Petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan nasional sangat berharap agar pemerintah bisa memberikan solusi konkret untuk mengatasi permasalahan ini.


“Kalau harga pupuk terus tinggi, bagaimana kami bisa menanam jagung dengan baik? Kami hanya ingin harga yang wajar dan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” kata seorang petani dengan nada prihatin.


Dengan situasi ini, diharapkan pemerintah bisa segera mengambil langkah nyata untuk membantu para petani, baik dalam hal penetapan harga maupun distribusi pupuk subsidi. Hanya dengan demikian, para petani bisa menjalankan tugasnya dengan optimal dan memastikan ketahanan pangan nasional tetap terjaga.Tegas Joni Ardi.



(Rdi)

Posting Komentar untuk " Petani Menjerit, Harga Pupuk Subsidi di Kelompok Tani Melambung Tinggi"