Perlu dicermati bahwa pendek dan stunting adalah dua hal yang sangat berbeda. Jika panjang atau tinggi badan berada di bawah 2 standar deviasi (-2 SD) pada kurva standar WHO, maka kondisi tersebut dapat disimpulkan sebagai pendek. Sedangkan, stunting dikatakan terjadi jika perawakan pendek disebabkan oleh kekurangan asupan gizi jangka panjang yang mengakibatkan pertumbuhan anak tidak optimal seperti anak pada umumnya (WHO).
Dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor utama stunting adalah minimnya pengetahuan sejak dini akan kebutuhan gizi ibu hamil dan bayi, serta kurangnya sosialisasi dan penanganan mengenai stunting di masyarakat. Jika gangguan gizi tidak diatasi, maka akan berdampak pada kelangsungan hidup jangka panjang, salah satunya adalah stunting.
Menurut data Puskesdas 2017, selain stunting, gangguan gizi dapat berdampak dalam dua aspek, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek meliputi perkembangan otak yang terganggu, pertumbuhan fisik yang tidak optimal, serta gangguan pada perkembangan organ metabolik. Sementara itu, dampak jangka panjang mencakup menurunnya kemampuan kognitif dan pendidikan, hipertensi, diabetes, obesitas, penyakit jantung, serta tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya atau yang dikenal sebagai stunting. (Ps)