Mojokerto, jejakkriminal.net -
Bersumber dari akar sejarah budaya yang sama yakni Majapahit, perwakilan senior budayawan sekabupaten Mojokerto memenuhi undangan audiensi untuk suarakan pentingnya peran kebesaran dari sejarah Majapahit di pemerintah kota Mojokerto.
Terkait indikasi penempatan, lambang kebesaran dari kerajaan Majapahit yang tidak pada tempat yang seharusnya untuk itu di rasa penting sekali juga wajib, peran serta dari para senior budayawan suarakan aspirasi agar perubahan besar bisa terjadi.
"Lambang kebesaran dari kerajaan Majapahit adalah Surya Wilwatikta atau Surya Majapahit berbentuk segi delapan, dimana hal itu merupakan delapan penjuru mata angin serta tempat utama dari dewa kebesaran Majapahit yang diagungkan kala itu bersinggah, dari kedelapan dewa yang bersinggah ialah, utara (Wisnu), selatan (Brahma), barat (Mahadewa), timur (Iswara), barat laut (Sangkara), timur laut (Sambhu), barat daya (Rudra), tenggara (Mahesora) dan tepat di titik tengah adalah dewa Shiwa, di mana lambang ini kebanyakan di wilayah pemerintah kota (Pemkot) di duga terlihat di letakan di tutup selokan, bangku bangku jalanan, juga di bawah tiang lampu penerangan jalan, seharusnya lambang ini di setarakan dengan lambang negara Indonesia yakni Garuda Pancasila, di agungkan juga dihargai posisinya diletakan di tempat yang pantas juga di hormati, saya harapkan kedepan kejadian ini tidak terulang kembali maka dari itu, penting sekali kita bisa komunikasi bersama, diskusi, membahas langkah lebih tepatnya seperti apa, serta pasnya dimana, sehingga tidak terjadi Miss komunikasi di Mojokerto raya (Mojokerto kabupaten dan Mojokerto Kota)". Ungkap ketua suluk Aji Nusantara Pratiwi biasa disapa kang Tiwi.
Kunjungan perwakilan senior budayawan sekabupaten Mojokerto di Pemkot, berlangsung pada waktu siang tepatnya pukul 13.00 Wib, Rabu (28/8/2024), terlihat yang menghadiri ialah P.j kota Mojokerto Ali Kuncoro, perwakilan Disbudporapar, perwakilan Dinas PUPR, perwakilan Dinas Menham, perwakilan Dinas Hukum, perwakilan Dinas Perhubungan, senior budayawan, rekan media juga L.S.M, serta tokoh agama setempat.
"Kita satu rasa juga satu paham dimana berkenan akan hal tersebut, saking bangganya warga kota juga pemerintah kota khususnya yang mewakili, di semua sudut kita tempatkan lambang itu karena kita sadar akan kebesaran Majapahit dimana semua bukti juga jejaknya ada di Mojokerto raya, tapi mohon maaf sekali saking bangganya kita sampai tidak mengerti akan filosofi kebesaran itu sendiri, kalau itu salah dalam penempatannya maka dari itu kita butuh bimbingan dari kamu semua yang paham betul akan hal ini biar lebih pas juga tepat dalam tata letaknya, di butuhkan komunikasi, sharing, dan konsultasi dari semua elemen peminat sejarah budaya, biar kedepannya bisa lebih sempurna lagi". Ungkap kang P.j Ali Kuncoro.
Harapan kedepan sinergi antara pegiat juga peminat sejarah budaya Mojokerto raya, bisa lebih berkembang juga sempurna tentang ikon-ikon yang berkaitan akan kebesaran Majapahit, serta kebesaran Majapahit bisa hidup kembali sekaligus bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat daerah sekitarnya.
(Yani S)