Miris, Diduga SMA Negeri 1 Pati Bertindak Tidak Manusiawi


Miris, Diduga SMA Negeri 1 Pati Bertindak Tidak Manusiawi

Senin, 19 Agustus 2024, Agustus 19, 2024

Pati, jejakkriminal.net -

Seorang Siswa SMAN 1 Pati berinisial F, (15) asal Pati Kota, diduga mendapatkan perlakuan tidak mengenakan dari sekolahnya. 


Pelajar yang baru masuk di SMA favorit itu, terpaksa  harus belajar sendiri sebab mendapat sanksi diisolasi di ruang BK.


Dari informasi yang didapat dari sumber terpercaya, sebelum berangkat kegiatan di sekolah siswa inisial F diduga disuruh seorang temannya untuk  membelikan minuman “es Moni” (sejenis minuman  oplosan, red).


Karena dibawa di dalam sekolah oleh temannya tersebut dan diketahui pihak sekolah, yang bersangkutan pun harus disanksi tidak boleh masuk di ruang kelas. Hanya saja, dari sekolah tidak menyampaikan sampai kapan F harus disolasi, belajar sendiri di ruang BK tidak tertentu.


Sebagai pengacara siswa, Andi Trapsilo, SH bersama Yuninda Erfani ,SH yang tergabung di Kantor Advokat dan Konsultan Hukum Yuninda Erfani & Partners, selaku kuasa hukum orang tua F mengungkapkan, dari keterangan orang tua F, kondisi anaknya sempat alami sakit. Karena setiap ke sekolah, tidak boleh masuk ruang kelas tapi dimasukkan ke ruang BK sendirian.


“Hari Jumat (9/8/2024)  mencoba menanyakan ke pihak sekolah terkait sampai kapan anak kliennya disanksi seperti itu. Namun dari sekolah tutup mulut, tidak memberikan tanggapan. Tadi kami ditemui humasnya SMAN 1 Pati, dia bilang tidak bisa memberi jawaban terkait hal itu,” ungkap Andi.


Dari keterangan Andi, sudah lima hari sejak Jumat (3/8/2024) lalu hingga Jumat (9/8/2024) F menjalani hukuman dengan belajar di ruang BK. “Belajarnya ya sendiri. Hanya diberi buku dan disuruh baca. Ini kan "kurang tepat" dan termasuk bulliying.


 Karena hak-haknya di sekolah tidak didapatkan, padahal F bukan yang melakukan pelanggaran.


Intinya bolehlah disanksi tapi yang proporsional saja. F kan tergolong siswa baru di itu, belum tahu peraturan seharusnya,” terang Andi.


“F juga sempat alami trauma, sakit dan hingga hari itu minta dijemput pulang orang tuanya. Entah itu karena apa sakitnya, bisa saja karena  "beban mental" karena diduga "diisolasi" pihak sekolah dari aktivitas belajar mengajar di kelas dan menyekap siswa agar belajarnya di ruang BK,” imbuhnya.


Andi bersama rekanya diamanahi mengawal masalah tersebut, karena keluarga F menilai, perlakuan yang diperoleh F diindikasikan bentuk intimidasi dari sekolah, bukan sanksi yang mendidik," terangnya.


"Sudah beberapa kali pihak sekolah meminta orang tua F untuk keluar, mencabut anaknya dari SMAN 1 Pati.


Tetapi klien kami tidak mau, mengingat anaknya masih menginginkan sekolah di situ,” paparnya.


Hingga berita ini diterbitkan, Media masih belum mendapat klarifikasi dari pihak sekolah.


Saat awak media konfirmasi ke sekolah bersama dengan kuasa hukum orang tua F untuk meminta konfirmasi, pihak Humas SMAN 1 Pati juga tidak berkenan menjawab.


(Sholihul)

TerPopuler