Pemerintah Desa Sei Nahodaris Gelar Pertunjukan Wayang Kulit Tahun Baru Islam Muharram 1445 Hijriah


Pemerintah Desa Sei Nahodaris Gelar Pertunjukan Wayang Kulit Tahun Baru Islam Muharram 1445 Hijriah

Senin, 15 Juli 2024, Juli 15, 2024
Labuhanbatu,jejakkriminal.net-Pemerintah Desa Sei Nahodaris Kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhanbatu-Sumatera Utara kembali menggelar pertunjukan wayang kulit dalam rangka malam tirakatan mengisi Tahun Baru Islam Muharram 1445 Hijriah atau yang disebut Bulan Suro oleh masyarakat suku Jawa,diadakan di Aula Pertemuan Desa setempat,Minggu(14/7/2024).
Sebelum dilakukannya pertunjukan dengan tema"Melestarikan Budaya Di Desa Sei Nahodaris",acara dirangkai dengan doa bersama ruat bumi,dan makan bersama tradisi suku jawa menggunakan lontaran daun pisang,sebagai simbol kebersamaan.
Pada kesempatan itu Plt.Bupati Kabupaten Labuhanbatu Hj.Ellya Rossa Siregar,SPd.MM,menyampaika,pertunjukan wayang kulit merupakan acara puncak dari aneka rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada momentum tahunan tersebut,yang sebelumnya telah dilaksanakan tasyakuran pada malam 1 Muharram.

Menurut Plt.Bupati Hj.Ellya Rossa Siregar,SPd.MM,Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan seni tradisional yang unik,salah satunya adalah seni pertunjukan wayang kulit.Wayang kulit adalah sebuah bentuk teater bayangan tradisional yang telah menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang paling terkenal.

"Wayang kulit memiliki sejarah yang panjang di Indonesia,dengan akar yang mencapai ribuan tahun yang lalu.Mwskipun ada berbagai teori tentang asal usulnya,banyak yang setuju bahwa wayang kulit pertama kali muncul di pula Jawa dan Bali.Wayang berasal dari bahasa Jawa yang berarti"bayangan atau gambar",dan kulit mengacu pada bahan kulit yang digunakan untuk membuat figur dalam pertunjukan ini,"ujar Plt.Bupati Hj.Ellya Rossa Siregar,SPd.MM.

Sejarah wayang kulit sangat terkait dengan agama Hindu dan Budha,yang masuk ke Indonesia pada abad ke 1 Masehi.Pertunjukan wayang kulit awalnya digunakan sebagai sarana penyampaian ajaran agama dan cerita epik seperti Mahabharata dan Ramayana.Namun,seiring waktu,wayang kulit juga memasukkan elemen-elemen lokal dan mitologi pribumi,menciptakan paduan seni yang unik.

Diakhir sambutannya,Plt.Bupati Hj.Ellya Rossa Siregar,SPd.MM,berharap seluruh masyarakat Labuhanbatu terus menjaga dan melestarikan budaya peninggalan leluhur,karena darisana banyak yang bisa dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara Camat Panai Tengah Amran,SPd.MM,mengatakan pagelaran wayang kulit ini sebagai bentuk penghormatan masyarakat Panai Tengah akan budaya yang di wariskan kepada generasi masa kini.

"Alhamdulillah masyarakat disini masih antusias mengikuti dan melestarikan budaya ini,"ucapnya.

Dikatakannya,puncak acaranya dilaksanakan hingga malam hari,"tadi dibuka oleh ibu Plt.Bupati Kabupaten Labuhanbatu,dan akan berlanjut hingga malam hari".

"Dan rangkaian acara yang telah dilaksanakan,Kami mohon doa agar dalam mengabdi bersama teman-teman di Kecamatan hingga Kelurahan,aman dan masyarakat juga semakin sejahtera dan maju.Sehingga di tahun mendatang bisa uri-uri tradisi suroan,"tutupnya.

(B.Munthe/TIM)

TerPopuler