"Baru 45 persen Zona Musim Indonesia yang sudah masuk musim kemarau. Selebihnya masih mengalami musim hujan," tulis BMKG.
Data BMKG per 20 Juli 2024 menyatakan terdapat total 45 lokasi di Indonesia yang mengalami hari tanpa hujan dalam jangka waktu lebih dari 60 atau masuk kategori ekstrem panjang.
Ada 107 lokasi tidak hujan dalam waktu sangat panjang atau selama 31-60 hari. Kemudian, 64 lokasi tidak turun hujan selama 21-30 hari atau masuk kategori Hari Tanpa Hujan panjang.
BMKG memperkirakan awal musim kemarau 2024 terjadi di Indonesia pada Mei hingga Agustus 2024.
Kepala Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menuturkan terdapat 19 Kabupaten/Kota di Indonesia yang tidak mengalami hujan selama lebih dari dua bulan.
"Berdasarkan hasil pengamatan BMKG dan update kondisi iklim hingga Dasarian II Juli 2024, kondisi tanpa hujan selama lebih dari 60 hari terjadi di beberapa desa di 19 kabupaten/kota," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/7/2024).
Ardhasena mengungkapkan wilayah tersebut tersebar di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Menurut analisis BMKG, curah hujan pada Dasarian II Juli 2024 bervariasi dari kriteria rendah (71 persen), menengah (27 persen), dan tinggi-sangat tinggi (2 persen).
Analisis menunjukkan Madden-Julian Oscillation (MJO) tidak aktif pada Dasarian II Juli 2024. MJO baru aktif pada benua maritim meliputi Indonesia, Filipina, dan Papua Nugini bagian timur pada Dasarian III Juli.
Sementara gelombang Kelvin dan Equatorial Rossby diprediksi aktif di wilayah Indonesia bagian utara, tengah, timur, serta sebagian kecil bagian selatan. Aktifnya MJO dan gelombang atmosfer itu berkaitan dengan potensi peningkatan pembentukan awan hujan.
"Wilayah yang mengalami Hari Tanpa Hujan berturut-turut terpanjang adalah Kota Kupang yang tidak mengalami hujan selama 92 hari," lanjut Ardhasena.
Berikut rincian wilayah-wilayah tersebut:
Jawa Timur :
-Kota Probolinggo (90 hari)
-Kabupaten Probolinggo (90 hari)
-Jember (87 hari)
-Kediri (87 hari)
-Pasuruan (86 hari)
-Situbondo (86 hari)
-Banyuwangi (85 hari)
-Blitar (85 hari)
-Mojokerto (85 hari)
-Tulungagung (85 hari)
-Bangkalan (> 60 hari)
Nusa Tenggara Barat :
-Lombok Timur (88 hari)
-Bima (85 hari)
-Dompu (85 hari)
Nusa Tenggara Timur :
-Kota Kupang (92 hari)
-Belu (91 hari)
-Sumba Timur (89 hari)
-Sabu Raijua (76 hari)
-Kabupaten Kupang (64 hari)
Namun, Ardhasena menekankan, tidak semua wilayah di kabupaten atau kota tersebut yang mengalami kondisi kering.