2 Alumni SMK Ini Berencana Kerja di Jepang, Begini Tanggapan BUMINU Sarbumusi


2 Alumni SMK Ini Berencana Kerja di Jepang, Begini Tanggapan BUMINU Sarbumusi

Rabu, 17 Juli 2024, Juli 17, 2024

Jakarta, jejakkriminal.net -

Angka pengangguran di Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata, sehingga banyak lulusan baru yang memutuskan untuk menjadi pekerja migran sebagai alternatif solusinya. Salah satunya dua siswa lulusan SMK Insan Medika Depok, yang berencana akan bekerja di Jepang sebagai tenaga perawat Caregiver, di samping itu juga untuk membuka peluang kuliah gratis.


Nailil Muna Achmad Ruhyat, S.Th.I., M.Pd. selaku Ketua Yayasan Lembaga tersebut mengungkapkan. Upaya mengirim alumni untuk kerja di Jepang ini dilakukan berdasarkan Permendikbud No. 50 Tahun 2020 tentang Praktik Kerja Lapangan, yang mana hal itu juga bagian dari menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggulan agar bisa memasuki dunia usaha.


 "Kita telah menandatangani kerja sama dengan PT. Sakura Bina Cita. Tahun ini SMK Insan Medika akan mengirimkan lulusannya sebanyak dua orang untuk bekerja di Jepang. Kita terus membuka peluang untuk anak didik dengan dibekali dasar keilmuan yang berkualitas untuk bekerja di Luar Negeri, salah satunya Jepang," ujarnya di SMK Insan Medika Depok. 


Ia menjelaskan, pengiriman lulusan siswa ke Jepang merupakan terobosan baru dalam upaya untuk membuka lapangan kerja baru. Terlebih lagi, kebutuhan permintaan tenaga keperawatan di Jepang tinggi. Untuk itu, pihaknya menjalankan kurikulum merdeka dan kurikulum teknis caregiver.


"SMK Insan Medika siap go internasional dari Sawangan untuk dunia. Lulusan SMK Insan Medika kami beri jaminan mendapatkan pekerjaan dan kuliah gratis di dalam dan luar negeri. Ini adalah bagian dari ikhtiar kami untuk mencetak lulusan dan SDM unggulan yang siap masuk di dunia kerja," terang Ruhyat. 


Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Program Keahlian Keperawatan SMK Insan Medika Sanvia Dwi Navilla, S.kep, MA. Menurutnya, para siswa SMK Insan Medika mendapatkan pendidikan berupa Skill Worker and Caregiver. Selama tiga tahun diharuskan mendapatkan 18 kompetensi keperawatan tingkat SMK, asisten keperawatan, dan caregiver. 


"Di kelas 11 SMK mereka sudah mendapatkan 18 kompetensi, sedangkan di kelas 12 lebih banyak praktik di Rumah Sakit atau Klinik. Adapun untuk bahasa dan budaya Jepang mendapatkan materi khusus. Sehingga ketika di tempat kerja sudah memiliki skill dan mampu beradaptasi dengan lingkungan," kata Sanvia yang merupakan lulusan S2 Medical Education Queen Mary University, Inggris.


Sebagai informasi tambahan, dua peserta didik SMK Insan Medika yang akan berangkat ke Jepang itu bernama Siti Nia Nursyfa dan Alika Dwi Putri Andini. Saat ini keduanya sudah menjalani masa karantina, dan rencananya akan diberangkatkan pada Desember 2024 mendatang. Mereka akan bekerja selama 3 tahun di Jepang.


Merespons hal tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Federasi Buruh Migran Nusantara (F-BUMINU) SARBUMUSI NU, Sodiqul Anwar berpesan. Siapapun yang menjadi Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) itu harus AMAN. 


"Yang dimaksud AMAN di sini banyak hal, di antaranya keberangkatan ke Jepang harus dipastikan sesuai prosedur dan sesuai peraturan yang berlaku. Hal ini sangat penting," kata Sodiqul.


Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk antisipasi, kehati-hatian, dan tindakan preventif. Jika seandainya CPMI yang mau berangkat nantinya ada masalah di perusahaan tempat kerja, apabila berangkat sesuai prosedur, tentu akan lebih mudah dalam mencari perlindungan ke KJRI. 


"Saya juga mengingatkan amanah Permenaker No. 4 Tahun 2023 tentang Jaminan Sosial Pekerja Migran Indoensia. Siapapun yang menjadi PMI harus daftar BPJS Ketenagakerjaan baik didaftarkan oleh penyalur tenaga kerja maupun perseorangan. Agar terlindungi selama bekerja di penempatan," imbuhnya.


(Eqtafa)

TerPopuler