Ribuan Anak di Kabupaten Bekasi Alami Stunting


Ribuan Anak di Kabupaten Bekasi Alami Stunting

Jumat, 14 Juni 2024, Juni 14, 2024

Bekasi, jejakkriminal.online -

Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, mencatat sebanyak 2.900 anak usia di bawah lima tahun (balita) mengalami stunting. Diperlukan upaya kolaborasi sejumlah pihak untuk menurunkan prevalensi tengkes tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi, Alamsyah, mengatakan 2.900 anak mengalami stunting dari total 245.000 anak di Kabupaten Bekasi. Secara persentase, jumlah anak yang mengalami stunting sekitar 1,4 persen.

“Data riil menunjukkan ada 2.900 anak dari total 245.000 balita, jadi kurang lebih 1,4 persen yang mengalami stunting,” kata Alamsyah, Kamis (13/6/2024). 

Alamsyah menerangkan, saat ini seluruh jajaran sedang turun ke lapangan, baik dalam memberikan bantuan maupun memantau kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) bersama pihak kecamatan, desa, dan lurah.

                                       

“Penekanan stunting ini dilakukan seluruh jajaran. Setidaknya kegiatan di 2.439 posyandu yang ada kami pantau supaya jelas data yang mengalami stunting,” ucapnya.

Saat ini jumlah anak yang mengalami stunting naik 4%. Jajaran Dinkes turun ke lapangan untuk melakukan intervensi agar percepatan penurunan stunting dapat tercapai.

“Jadi, saat turun ke lapangan memberikan bantuan, kami juga melakukan validasi data. Karena harus dicek kembali datanya seperti apa, supaya penekanan stunting bisa lebih baik,” ujarnya.

Dalam program penekanan stunting, Alamsyah menegaskan bahwa masalah stunting ini bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan saja, tetapi juga membutuhkan upaya dari perangkat daerah lain.

“Bukan hanya Dinas Kesehatan, tapi juga dari Disdik maupun kementerian. Kan stunting ini bukan hanya dari anaknya, tapi juga ibu hamil, calon pengantin, hingga remaja putri yang secara sensitif itu terkait pendidikan,” tuturnya.

Alamsyah mengakui, memang edukasi masih rendah. Salah satunya terkait kebiasaan buang air besar yang tidak bersih atau masih dilakukan di luar atau di empang.

“Ketika buang air besar sembarangan, ada kemungkinan mereka diare berulang. Kemudian di lingkungan, banyak rumah yang belum layak huni bisa menyebabkan penyakit berulang,” ujarnya.

“Kami menemukan kesadaran memperoleh imunisasi masih rendah. Banyak orang tua yang belum menganggap imunisasi itu penting untuk anaknya. Sehingga anaknya memiliki imunisasi rendah, daya tahan tubuh kurang, akhirnya menyebabkan penyakit berulang dan status gizi turun,” jelasnya.

(Dimas Septianto)

TerPopuler