Covid Tergeser, Warga Singapura Digegerkan dengan Penampakan Tikus


Covid Tergeser, Warga Singapura Digegerkan dengan Penampakan Tikus

Selasa, 04 Juni 2024, Juni 04, 2024

Sebagian warga Singapura saat ini dipusingkan oleh tikus. Disebut kalau pertumbuhan tikus saat ini mengalami kenaikan di negeri itu.

Hal ini setidaknya dimuat laman lokal, Channel News Asia (CNA), Selasa (4/5/2024). Meminta warganya melaporkan penampakan tikus, laman itu mencatat dalam 10 hari, ada 320 laporan masuk soal tikus di negeri itu, baik foto maupun video.

"Saya harus segera pergi ke rumah sakit, karena (tikus) membawa banyak patogen, virus... dan bakteri," kata pria berusia 24 tahun yang diwawancara CNA bernama Shantel Lim.

Ia mengaku sedang jogging ketika digigit tikus di dekat rumahnya, di kebun di wilayah Tampines Street 33. Tak hanya satu atau dua tikus, ia mengaku menemui beberapa di dek kosong, tempat pembuangan sampah hingga saluran pembuangan.

"Mereka sangat besar dan mengeluarkan suara mencicit yang keras," katanya berujar melihat lima ekor tikus seraya berujar sempat melihat delapan tikus dalam satu kawasan sambil menggambarkannya sebagai "hal tidak sehat, berbahaya dan menjijikan".

"Ini masalah besar di Tampines karena bukan hanya saya yang mengalaminya. Teman saya yang tinggal di dekat situ mengatakan bahwa tikus juga sering terlihat di sekitar bloknya," katanya.

Merujuk laman yang sama, Tampines memang menjadi tiga titik teratas dari 503 lokasi penampakan tikus di Singapura. Di wilayah itu, ada 42 penampakan terlihat dalam 10 hari.

Wilayah dengan penampakan tikus terbanyak ada di Toa Payoh dengan 54 penampakan. Lalu Hougang dengan 25 penampakan.

Hal ini bukan tak dibiarkan pemerintah. Dewan kota yang mengelola kebun-kebun di sana mengatakan akan memantau aktivitas tikus atau melakukan operasi pengawasan. Kerja sama pun akan dilakukan dengan Badan Lingkungan Hidup Nasional (NEA) untuk mengatasi masalah ini.

"Kami juga mengambil pendekatan holistik, meminta kerja sama dari gerai makanan, operator supermarket, anggota masyarakat, dan pihak berwenang yang mengelola lokasi konstruksi untuk proyek infrastruktur guna menjaga kebersihan kawasan dan ruang publik kami," kata Dewan Kota Tampines dimuat CNA lagi.

"Untuk mengatasi masalah tikus secara efektif, harus ada upaya yang konsisten dari semua pihak," ujarnya.

Di Tao Payoh, Dewan Kota dilaporkan menggunakan layanan pengendalian hama profesional. Bahkan pengawasan dan operasi sudah ditingkatkan sejak Januari.

"Di tempat-tempat di mana liang hewan pengerat terus-menerus terdeteksi, perawatan di lapangan dilakukan hampir setiap hari, dan operasi pemusnahan dilakukan setidaknya setiap dua minggu sekali," kata ketua dewannya Chong Kee Hiong.

Sebenarnya, tikus tak hanya terlihat di kebun-kebun saja. Penampakan tikus juga dilaporkan terlihat di swalayan.

"Setelah diberitahu tentang penampakan hama, kami segera memulai sanitasi menyeluruh di area tersebut dan meningkatkan frekuensi pemeriksaan oleh tim pengendalian hama," kata seorang juru bicara di supermarket Giant di Ubi Avenue 1.

"Di daerah yang sering ditemukan hama, kami meningkatkan kerja sama dengan dewan kota setempat. Misalnya saja, tim kami di Giant Ubi Avenue 1, bersama dengan pemilik toko lain di sekitarnya, telah bekerja sangat erat dengan Dewan Kota Marine Parade sebagai satu kesatuan untuk mengatasi permasalahan lingkungan ini," jelasnya.

Dilaporkan juga tikus pun nampak dilaporkan di Stadion Jurong West dan Clementi Sport Centre. Ini akhirnya mendorong Sport Singapore (SportSG) untuk meningkatkan upaya pengendalian hama di kedua fasilitas ActiveSG.

"ActiveSG Sport Champions juga telah diingatkan untuk tetap waspada dan menerapkan tindakan pencegahan sebagai bagian dari operasional sehari-hari," kata SportSG.

"Ini termasuk memastikan kebersihan, meminimalkan keberadaan makanan di lokasi dan menutup celah atau retakan yang mungkin ada di dinding, pintu, jendela atau tanah," tambahnya.

Di Singapura pada tahun 2020 dan 2021, rata-rata terdapat 4.300 dan 3.900 liang tikus yang terdeteksi di area publik dalam setiap siklus pengawasan dua bulan. Namun pada tahun 2022, rata-rata terdeteksi 4.163 liang tikus di area publik setiap siklus dua bulanan.

Di 2023, angkanya meningkat menjadi 5.203, lebih tinggi dibandingkan jumlah sebelum pandemi sebesar 4.740 pada tahun 2019.

"Mungkin memang ada masalah serangan tikus," muat CNA mengutip komentar warga Toa Payoh, Eugenia Tan.

"Jumlah orang yang melihat tikus-tikus itu meningkat ... mungkin masalah yang terlalu besar, terutama karena mereka bereproduksi dengan cukup cepat," tambahnya.

Sumber : CNBC Indonesia

TerPopuler