Labuhanbatu,Jejak Kriminal.Online-Masih tingginya target angka penurunan stunting yang harus dipenuhi oleh Kabupaten Labuhanbatu,maka Pemkab Labuhanbatu berusaha untuk memenuhi cakupan presentasi penurunan angka stunting di tahun 2024 sesuai Keputusan Presiden-RI Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Salah satu langkah yang dinilai efektif untuk memenuhi tuntutan tersebut,Tim Percepatan Penurunan Stunting(TPPS)Kabupaten Labuhanbatu di bawah pimpinan Plt.Bupati Hj.Ellya Rossa Siregar,SPd.MM,melakukan aksi 1 dan 2 yaitu berupa analisa situasi dan rencana kegiatan organisasi perangkat daerah(OPD)dan mitra dalam percepatan penurunan stunting.
Dalam aksi konvergensi 1 dan 2 yang digelar di Hotel Dharma Melati Rantauprapat,Jalan Ahmad Yani,Rantauprapat-Kecamatan Rantau Utara,Kabupaten Labuhanbatu-Sumatera Utara,Senin(13/5/2024),Plt.Bupati Hj.Ellya Rossa Siregar,SPd.MM,menyampaikan,Kabupaten Labuhanbatu adalah salah satu Kabupaten yang menjadi prioritas penanganan stunting di Sumatera Utara,Kabupaten Labuhanbatu sesuai dengan hasil survei status gizi Indonesia tahun 2021 memiliki prevalensi stunting 27,0 persen dan pada tahun 2023 hasil survei kesehatan Indonesia Kabupaten Labuhanbatu berada pada prevalensi stunting 20,2 persen.
Dari hasil tersebut Kabupaten Labuhanbatu mampu menurunkan 3,7 persen,sedangkan target nasional yang telah ditetapkan untuk Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2024 ini adalah sebesar 15,61 persen.
"Saya berharap seluruh OPD yang terlibat agar dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih menyentuh kepada masyarakat yang prevalensi stunting di Kabupaten Labuhanbatu turun sesuai dengan harapan kita,"ujar Plt.Bupati Hj.Ellya Rossa Siregar,SPd.MM.
Lebih lanjut di katakan Plt.Bupati Hj.Ellya Rossa Siregar,SPd.MM,Penurunan stunting memerlukan kerjasama dengan semua OPD,bukan satu atau dua OPD saja yang menanganinya.Dengan ini kita harap dapat melibatkan pihak ketiga agar dapat mempercepat penurunan angka stunting di Kabupaten Labuhanbatu.
Sebelum mengakhiri bimbingan dan arahannya,Plt.Bupati Hj.Ellya Rossa Siregar,SPd.MM,berpesan kepada seluruh Instansi terkait yang terlibat di dalamnya agar dapat melakukan langkah-langkah kongkrit untuk konvergensi program tahun 2024 sebagai tahun terakhir.
"Manfaatkan dana yang dianggarkan dalam penanggulangan stunting ini untuk mendukung pelaksanaan upaya konvergensi program atau aksi konvergensi melalui koordinasi antara Bappeda,Dinas Kesehatan,Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta dinas terkait lainnya,dan memberikan arahan bagi kelurahan atau desa dalam pengoptimalan penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Labuhanbatu sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada,"pungkas Plt.Bupati Hj.Ellya Rossa Siregar,SPd.MM.
Sementara Plt.Kadis Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Friska E.Simanjuntak,SKM.MM,mengatakan,Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang masih cukup tinggi di Indonesia terutama masalah pendek(stunting)atau kurus(wasting)pada balita serta masalah anemia dan kurang energi kronik pada ibu hamil.
Masalah kekurangan gizi pada ibu hamil ini dapat menyebabkan berat badan dan bayi lahir rendah dan kekurangan gizi pada balita termasuk stunting.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan,stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak.Anak stunting juga memiliki resiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasa akibat kekurangan gizi pada 1.000 HPK bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki,"ujar Plt.Kadis Kesehatan Friska E.Simanjuntak,SKM.MM.
Dalam kesempatan itu turut hadir Kaban Bappeda Kabupaten Labuhanbatu Hobbol Z.Rangkuti,yang mana dalam kesempatan tersebut dirinya menyampaikan pemaparan terkait langkah yang harus dilakukan untuk memenuhi cakupan presentasi penurunan stunting di Kabupaten Labuhanbatu.
Dalam aksi kali ini di ikuti oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu,PMD,BP2KB,Bappeda Kabupaten Labuhanbatu,Para Camat dan Kepala Puskesmas.
(Rani Ayu Ningsih/TIM)