Fhoto : Bapak Suyanto |
Tanggamus - Jejak Kriminal.Online - Perjalanan panjang anggaran Dana Desa (DD) yang di kucurkan oleh pemerintahan Pusat adalah salah satu program unggulan dari bapak Presiden Joko Widodo agar kesejahteraan, kemakmuran dan pemerataan pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Sama halnya di Pekon/desa Kebumen kecamatan Sumberejo kabupaten Tanggamus adalah salah satu pekon/desa yang ikut menerima anggaran dana desa yang mana agar warga pekon/desa Kebumen bisa sejahtera dan pemerataan pembangunan infrastrukturnya cepat dilaksanakan dengan kualitas yang bagus.
Anggaran dana desa yang diduga menjadi ajang korupsi dan Mark-up oleh oknum Kepala pekon (kakon) Suyanto adalah Dana desa tahun anggaran 2023, yang diduga ada puluhan item yang di duga keras telah terjadi modus memperkaya diri sendiri :
=. Pemeliharaan jalan lingkungan pemukiman/gang (pembangunan Rabat beton Dusun 2) 115 X 2,5 X 0,12 m. Rp45.405.600.
= Penyelenggaraan informasi publik desa (misalnya poster/Baleho/ masyarakat informasi APBdes, LPJ, dan lainnya. Rp43.200.000.
=. Pembuatan/ pemuktahiran peta wilayah dan sosial pekon. Rp50.963.000.
=. Pemeliharaan jalan lingkungan pemukiman/gang (pembangunan rabat beton Dusun 3 (113 X 20 X 0.12m) Rp35.888.500.
=. Pembangunan rabat beton Dusun 3 ( 105 x 1.0 x 0.1) Rp17.367.000.
=. Pembangunan rabat beton Dusun 2 (115 x 2,5 x 0.12m) Rp45.305.600.
=. Pembangunan rabat beton Dusun 2 (65 x 2.5 x 0.12m) Rp25.337.500.
=. Pembangunan/rehabilitasi/peningkatan balai pekon. Rp54.413.600.
= Jumlah kejadian keadaan mendesak Rp81.000.000.
=. Jumlah frekuensi pelatihan/ penyuluhan pemberdayaan perempuan (kegiatan ibu-ibu PKK) Rp41.900.000.
Pekerjaan peningkatan jalan/gang pemukiman dengan cara rabat beton bila publik tidak memahami maka ini adalah pekerjaan yang disinyalir banyak untungnya. Kualitas semen, split dan pasir ada dugaan tempat oknum Kakon bermain.
Susahnya informasi tambahan yang didapat oleh awak jurnalis di karenakan Suyanto oknum kakon yang disinyalir jarang ke kantor pemerintahan pekon/desa Kebumen dan nomor telpon sering tanpa alasan yang jelas, lupa di bawa atau tertinggal di rumah (sebagai seorang pemimpin dan publik figur sangat tidak ber-etika kalau susah di temuin oleh segala kalangan).
Keluhan juga di sampaikan oleh seorang warga yang meminta namanya tidak di cantumkan didalam pemberitaan mengatakan ;
" Kalau saya bang sudah paham watak pak Suyanto, dia paling gerah kalau di datangi wartawan apa lagi kalau sudah bahas dana desa pasti wajahnya sudah sinis.
Kalau mau temuin pak kakon datangnya mau magrib dan kalau pagi jangan lewat jam 6 pagi pasti orangnya ada". tutur warga tersebut.
Senin (13/05/2024).
Hingga berita ini naik menjadi konsumsi publik oknum kakon/kades Suyanto tidak bisa di hubungi atau di temui oleh awak jurnalis.
(Tim).
Berita bersambung.