Bangkalan,Jejakkriminal.online -
Kasus pemukulan yang terjadi beberapa pekan lalu melibatkan pelaku (R) warga desa Dumajah kecamatan Tanah Merah dan korban (M), 37thn warga desa Soket Laok Kecamatan Tragah Kabupaten Bangkalan, dan sempat viral diberitakan oleh salah satu media online. (Rabu, 3/4).
Pelaku (R) memaparkan, paska kejadian ini sebenarnya sudah terselesaikan pada keesokan harinya saat setelah pelaku (R) menyatakan penyesalan dan permintaan maafnya kepada korban (M). (Rabu, 27/3). Siang itu kesepakatan damai dilakukan di salah satu car wash di desa Nyorondung, Tragah saat korban (M) sedang mencuci mobilnya.
"Disana kami sudah menyelesaikan masalah ini dan sepakat saling memaafkan dengan cara kekeluargaan bahkan kami sempat berpose bareng sebagai tanda damai. Saya juga melihat kondisi mukanya (korban R) baik-baik saja tidak ada bekas luka atau lebam seperti yang diberitakan dari hasil visumnya" terang pelaku (R).
Akan tetapi, keesokan harinya, pelaku (R) sempat kaget saat menerima chating WhatsApp dari nomor tak dikenal dan mengaku paman korban (M) yang sengaja pulang dari Kalimantan. Menurut pengakuan pamannya yang dikirim kepada pelaku (R) melalui chatingannya, kedatangannya itu karena dihubungi korban (M) yang mengadu tentang kejadian yang dialaminya, serta berniat untuk balas dendam.
Namun niatnya itu gagal karena kedua belah pihak sudah saling damai dan dia mengaku malu dan kecewa atas tindakan korban (M) tanpa adanya koordinasi. Maka paman tersebut kata (R) berniat akan kembali ke Kalimantan dengan meminta ongkos tiket pesawat pulang pergi kepada pelaku (R) dan korban (M).
"Saya tidak mau tahu, urusan tiket itu apa kata M sama kamu (R), kalau nanti malam urusan ini juga belum selesai, tunggu saja di Dumajah akan saya ramaikan nanti di rumahmu, M akan saya pukul sendiri baru setelah itu berurusan dengan kamu, tunggu saja," begitu chat ancaman yang dikirim pamannya kepada pelaku (R) melalui WhatsApp dengan bahasa Madura. (Jum'at, 29/3)
Saat pelaku (R) menelusuri nomor telepon pamannya, tertera nama Muhaimin dan sempat timbul curiga. Pelaku (R) tercengang heran, mengapa kasus sampai merembet seperti ini, sedangkan ia sudah berdamai. Pelaku (R) juga merasa tidak ada hubungannya dengan paman korban (M) apalagi soal uang tiket yang dibebankan kepadanya. "Kok begitu ya M." Cetusnya.
Namun dengan etikad baiknya, pelaku (R) berusaha mentransfer dana sebesar Rp 500rb kepada rekening korban (M) dengan maksud agar permasalahan ini segera selesai. "Bantu biaya visum untuk sdr M" itu catatan yang tercantum dalam bukti transfer yang ditulis R.
Pelaku (R) melanjutkan ceritanya, beberapa hari kemudian datanglah korban (M) bersama MH ke rumah pelaku (R) di Dumajah. Secara terang-terangan keduanya mengutarakan niat jeleknya akan melakukan tindakan kekerasan bahkan pemerasan terhadap pelaku (R) karena dituding telah menyebarluaskan kabar pemukulan yang terjadi hingga terdengar oleh beberapa rekan media lain di Bangkalan.
"Saya tidak terima teman saya dipermalukan dengan menyebarkan berita tentang kasus ini, saya minta pertanggungjawaban, kalau tidak, nanti saya suruh M memukulmu lebih parah dari yang dialami atau minta ganti rugi yang besar atau juga saya laporkan kamu dengan bukti visum ini" kata MH dengan muka serius seraya menyodorkan selembar kertas di tangannya. "Pamannya sekarang sudah berangkat ke Kalimantan" imbuhnya.
Perdebatan mereka semakin menegang dan berdua (korban dan MH) disarankan agar bisa mengklarifikasinya kepada ketua komunitas media yang dinaungi oleh pelaku (R), "silahkan klarifikasi ke ketua, karena saya bercerita hanya kepadanya" singkat R karena mengaku kondisinya lagi tidak sehat.
Lanjut R menjelaskan, keesokan harinya korban (M) dan MH menemui ketua komunitas bersamanya dan disaksikan beberapa anggota komunitas lainnya. Di tengah perbincangan yang serius, alangkah kagetnya mereka yang ada ketika diam-diam pelaku (R) menghubungi nomor yang dimiliki oleh paman M yang ceritanya sudah di Kalimantan. Ternyata Handphone MH berdering keras, Bagai disambar petir di siang bolong, muka MH drastis berubah spontan mengeluarkan alasan untuk membela diri, "Nomormu (R) saya dikasi M hari itu" kata MH bersuara menjelaskan.
Kemudian R menyahut, "Oww yang bilang pamannya sudah berangkat ke Kalimantan itu ternyata ada disini, dan itu.adalah kamu," tuding R kepada MH yang mengaku pamannya, ternyata itu adalah Muhaimin partner korban (M) selama ini.
Situasi menjadi sedikit memanas dan akhirnya klarifikasi berakhir dengan sebuah kesimpulan dibalik.kasus pemukulan yang terjadi, bahwa adanya dugaan korban (M) telah bersekongkol dengan MH membuat ilustrasi palsu dalam upaya mengancam dan memeras pelaku (R) Untuk saat ini pelaku (R) mengaku telah mengantongi beberapa indentitas valid MH, agar nantinya bisa mempermudah penyidik agar MH segera digelandang.