APH Diminta Tertibkan SPBU Terkesan Nakal Kerjasama dengan Mafia BBM


APH Diminta Tertibkan SPBU Terkesan Nakal Kerjasama dengan Mafia BBM

Senin, 11 Maret 2024, Maret 11, 2024

Banda Aceh,Jejakkriminal.online -

 Aparat Penegak Hukum (APH) diminta tertibkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terkesan nakal diduga bekerjasama dengan para oknum mafia bahan bakar minyak (BBM) hampir setiap daerah dalam Provinsi Aceh.

Hal tersebut disampaikan Ketua DPD Badan Peneliti Aset Negara Aliansi Indonesia (BPAN-AI) Provinsi Aceh, Mansur MY, ST, melalui Wakil Ketua, Masykur melalui pers rilis kepada media Jejakkriminal.online, Senin (11/03/2024) di Banda Aceh.

Kata Masykur, penegasan ini disampaikan pihaknya atas dasar temuan lapangan anggota BPAN-AI tersebar di setiap kabupaten dan kota dalam Wilayah Aceh dengan berbagai jenis indikasi pelanggaran dan penyimpangan terkait Undang-undang Minyak dan Gas (UU Migas).

"APH diminta untuk tidak tebang pilih dalam penertiban dan tindakan hukum terhadap oknum diduga mafia BBM terutama jenis bersubsidi, dimana hanya kepentingan pribadi mereka banyak masyarakat terkesan teraniaya dan merasa dirampas hak nya," ujar Masykur.

Menurut Wakil Ketua DPD BPAN-AI Aceh itu, berdasarkan laporan tim investigasi, SPBU terdapat antrian panjang kendaraan roda empat hingga roda enam, besar potensi adanya indikasi pelanggaran pendistribusian BBM, khususnya Bio Solar.

"Diduga rata-rata mobil antri itu hanya 20 persen armada lintas, selebihnya diindikasi tukang langsir BBM Bio Solar milik oknum mafia dengan berbagai kepentingan," ungkap Masykur sesuai laporan tim investigasi BPAN-AI Aceh.

Disinyalir, tambahnya, dibeberapa daerah adanya keterlibatan oknum aparat dalam perhelatan pelanggaran aturan BBM di Aceh, "Namun hal ini masih kami lakukan investigasi secara akurat dan jika kami temukan ada oknum aparat diduga terlibat, kami akan surati atasannya ditingkat pusat," terang Masykur.

Salah seorang supir angkutan antar kota dalam provinsi, Munirwan (39), warga Pidie mengaku sangat sering menjadi korban antrian panjang dibeberapa SPBU mulai dari Banda Aceh sampai Aceh Tamiang berjam-jam lamanya karena tidak miliki surat keramat.

"Saya faham dan tahu kalau mobil Dumtruk, Colt Diesel, dan L300 pick up antri Bio Solar di SPBU pada umumnya sebagian besar tukang langsir dengan metode isi jerigen setelah itu balik antri kembali," kata Munirwan.

Lain lagi pengakuan seorang supir lintas Tengah, tidak sebut namanya mengaku sering antri BBM di Takengon dan Bener Meriah, kalau di Bener Meriah sering antri itu di SPBU di Pondok Baru Kecamatan Bukit, sementara di Takengon ada beberapa SPBU dikawasan Kota setempat, seperti di Kemili dan Jalan Tan Syahrir.

Salah seorang pengawas SPBU di Aceh Tamiang, Iwan mengaku pihaknya sudah upayakan untuk laksanakan aturan namun terkadang kebutuhan masyarakat di pedalaman juga perlu dipikirkan.

"Kami pihak SPBU serba salah dalam mengambil kebijakan dalam hal ini, di satu sisi kita melanggar hukum tetapi disisi lainnya ada rasa sosial yang harus kita lihat," ucap Iwan.

Ketua LIPBB Migas Aceh, Suriandi, SH menanggapi hal ini, ia tegaskan, "Berikan alasan yang relevan untuk mengelak dugaan pelanggaran hukum oleh oknum SPBU, jangan jual nilai sosial karena hasil investigasi tim kami dilapangan, yang langsir BBM Pertalite dan Bio Solar itu pebisnis, bukan pemakai pribadi," tegasnya.*

AP/Tim

TerPopuler