Reporter : Rio Rahadin
Editor : Rio Rahadin
Meski hasil resmi dari KPU baru akan keluar pada tanggal 20 Maret, namun hasil quick count dari lembaga survei resmi yang terdaftar di KPU menyebutkan bahwa hasil hitung cepat pasangan nomor 2 yakni Prabowo-Gibran menang dengan angka dikisaran 58,32 persen.
Sementara pasangan nomor 1 Anies-Muhaimin memperoleh angka dikisaran 25 persen dan untuk paslon nomor 3 Ganjar-Mahfud dikisaran 16,57 persen. Tentu kemenangan nomor 2 ini disambut gembira oleh pendukungnya termasuk yang ada di Kuningan.
Dari pengamatan jejajkruminal.online kemenangan telak dari hasil hitung cepat ini tidak terlepas dari faktor Jokowi. Keberhasil menjadi Presiden dua kali membuat pasangan Prabowo-Gibran melenggang mulus.
Prabowo sendiri dua kali mengikuti Capres dan ternyata basis pendukungnya tidak berubah sehingga sudah mempunyai modal awal dan ketika suaranya digabung dengan simpatisan Jokowi maka hasilnya menang telak.
Untuk kekalahan pasangan Amin memang diluar dugaan karena banyak pihak paslon nomor 1 akan memberikan perlawanan minimal pemilihan Presiden berlanjut ke putaran kedua. Sedangkan kekalahan nomor 3 sudah diprediksi sejak awal.
Hal ini tidak terlepas dari pindahnya dukungan Jokowi ke anaknya yang bernama Gibran. Di kalangan bawah Jokowi tetap di hati masyarakat meski “ganti baju partai”. Faktor ini yang sulit dikalahkan terlebih Jokowi masih menjadi presiden.
Menanggapi hasil hitung cepat, Anies Baswedan mengatakan kepada wartawan untuk melihat nanti karena sekarang masih awal dan ia meminta segalanya jangan tergiring segalanya cepat.
“Sekarang harus sekarang, harus disimpulkan sekarang. Kasih waktu KPU untuk kerja. Jangan tergiring untuk segala harus cepat. Kita tunggu sampai KPU tuntas,” jelasnya.
Terpisah, calon Presiden nomor 3 Ganjar Pranowo, ketika diminta komentar terkait hasil hitung cepat, malah balik bertanya kepada para wartawan, apakah percaya dengan suaranya dirinya yang sebesar itu.
Sekadar informasi pada dua Pemilu sebelumnya Prabowo selalu menang di Kuningan dan ketika sekarang berduet dengan anak presiden, maka semakin kuat. Sedangkan PDIP pada dua pemilihan Capres selalu kalah.