Menuju Pemilu Harga Cabai Melonjak Tinggi Pemerintah Sibuk Pemilu Para Pedagang Mengalami Keluhan


Menuju Pemilu Harga Cabai Melonjak Tinggi Pemerintah Sibuk Pemilu Para Pedagang Mengalami Keluhan

Kamis, 23 November 2023, November 23, 2023

 


Jejakkriminal.online-


Pedagang di Pasar Grogol, Jakarta Barat mengeluhkan kenaikan harga cabai yang terjadi beberapa waktu belakangan. Cabai rawit merah bahkan menembus harga Rp 120.000 per kilogram. Ida (37), pedagang sayur Pasar Grogol menilai, meski harga bahan pangan melonjak, belum ada aksi dari pemerintah untuk menstabilkan harga. Pemerintah malah sibuk dengan urusan pemilihan umum (Pemilu).

Padahal, lonjakan harga pangan itu membuat pendapatannya berkurang bahkan pasar menjadi makin sepi. "Kadang-kadang kalau lagi kayak begitu ya, (pemerintah) enggak pentingin rakyat kecil. Mana? Lihat sekarang yang dipentingin pemilu, rakyat kecil enggak diurusin," kata Ida saat ditemui di Pasar Grogol, Rabu (22/11/2023). Selama 15 tahun berdagang, Ida mengaku tak pernah ada pejabat yang meninjau harga di pasar. Oleh karenanya, dia berharap Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan bisa memperhatikan pedagang kecil di pasar.

Harapannya ya lebih diperhatikan lagi rakyat kecilnya. Supaya enggak susah buat mencari makan sehari-hari," ujar Ida.

Harga cabai melambung Salah satu komoditas yang naik harganya hingga membuat pedagang pusing ialah cabai. Cabai rawit merah sebelumnya di kisaran Rp 60.000-Rp 80.000, kini menjadi Rp 120.000 per kilogram.

"Naik sudah dari dua mingguan dari kemarau. Terus naik sampai sekarang. Tetapi enggak tahu kalau sekarang mau Natal, tahun baru, biasanya barang langka," ujar Ida. Selain itu, bawang merah dan sayur mayur di Pasar Grogol ikut naik sebagaimana terjadi pada cabai rawit merah. “Bawang merah kemarin itu modal Rp 20.000, sekarang harga belinya Rp 25.000. Sekarang saya jual Rp 35.000,” ungkap Ida. Menurut dia, harga bawang merah sempat turun menjadi Rp 28.000 per kilogram. Sementara itu, harga tomat merangkak naik setiap harinya, dari Rp 8.000 menjadi Rp 15.000 per kilogram. Diikuti dengan kol dari harga Rp 4.000 menjadi Rp 8.000 per kilogram.

Buncis sekarang dijual Rp 28.000 sekilo. Dari sebelumnya paling mahal Rp 12.000. Terus naik lagi jadi Rp 36.000 per kilogram,” imbuh dia.

Pembeli kurangi jumlah pembelian Kenaikan harga bahan pangan pun banyak dikeluhkan pembeli. Pasalnya, pelanggannya kebanyakan pemilik warung makan. "Kalau misalkan harganya mahal, ada pembelinya, enggak apa-apa. Bisa mutar. Tetapi, kalau pasaran sepi, yang belanjanya enggak ada, barang bertahan tetapi kualitas sudah enggak bagus," jelas dia.

Alhasil, para pembeli cenderung mengurangi jumlah belanjaannya. Bila sebelumnya mereka membeli cabai setengah kilogram, kini hanya membeli seperempat kilogram.

"Iya (pembelian berkurang), biasa beli Rp 20.000 sekarang Rp 10.000. Biasa beli setengah kilogram, sekarang beli seperempat kilogram," tutur Ida. Terkadang, pedagang juga menyiasati tingginya harga dengan mencampur cabai rawit merah dan cabai rawit putih. "Ada yang dioplos sama cabai putih, lebih murah. Kalau cabai rawit merah Rp 110.000-Rp 120.000 kalau dioplos sama yang putih Rp 80.000," ujar dia.

Pembeli tetap menawar Ditemui secara terpisah, pedagang lain bernama Gani (55) berujar bahwa banyak pembeli yang bersikukuh menawar cabai, meski harganya tengah melambung. Pembeli yang kebanyakan kaum ibu-ibu ini menawar harga tanpa memikirkan modal yang harus dikeluarkannya. "Banyak pembeli menawar tinggi. Kadang saya kaget, enggak mau kalau nawar di bawah modal,” sebut Gani.

Meski begitu, Gani mengaku tetap sabar menghadapi pembeli. Ia hanya bisa memberikan penjelasan bahwa harga cabai sedang melonjak, sehingga bahan pangan itu tak bisa ditawar dengan harga lebih murah. “Pedagang enggak boleh marah, paling bisa bilang, 'aduh, enggak dapet, Bu’,” jelas dia.

Sumber: Kompas.com

TerPopuler