Ratusan Warga Medan Protes, Pasokan Air Bersih Putus Karna Proyek Drainase


Ratusan Warga Medan Protes, Pasokan Air Bersih Putus Karna Proyek Drainase

Kamis, 12 Oktober 2023, Oktober 12, 2023

 

MEDAN, JEJAK KRIMINAL

Proyek pembangunan drainase Pemerintah Kota Medan diprotes ratusan warga Jalan Pasundan, Kelurahan Petisah Timur II, Kecamatan Medan Petisah. Warga bahkan mengancam akan menghentikan paksa pengerjaan proyek tersebut. 


Bukan tanpa alasan, proyek ini diduga menyebabkan pasokan air bersih ke rumah-rumah warga terhenti. Sebab pipa air bersih yang terhubung ke rumah warga terputus akibat pengerjaan proyek drainase tersebut. 

 

Kondisi itu telah terjadi selama 8 hari terakhir. Para warga selama ini terpaksa membeli air galon untuk kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mandi, cuci dan kakus. 


Untuk setiap galon air yang dibeli, warga mengeluarkan uang senilai Rp5.000. Sementara kebutuhan per hari bisa mencapai 15 galon. 


"Kami keluarkan uang Rp75.000 per hari untuk beli air bersih. Biasanya tidak ada masalah sama air di sini. Tapi sekarang sama sekali enggak ada air," ujar Rini, seorang warga kepada Jejak Kriminal, Rabu (11/10/2023).


Rini menyebut mereka sebelumnya telah menyampaikan protes melalui perangkat kelurahan akan kondisi ketiadaan air bersih. Namun mereka tak kunjung mendapatkan jawaban pasti kapan air bersih akan kembali mengalir. Aparat kelurahan, perumda penyedia air bersih dan pekerja proyek pun saling buang badan. 


Rini mengakui, warga sebenarnya tak keberatan jika pasokan air bersih dihentikan di jam-jam tertentu akibat terdampak pembangunan drainase. Namun harus ada kepastian berapa lama pasokan dihentikan dan warga juga mendapat informasi waktu-waktu pemadaman air sehingga dapat menampung saat air mengalir.


"Kami merasa ini sudah tidak masuk akal, makanya kami rembuk dengan warga lain dan memutuskan menyampaikan protes secara terbuka untuk meminta proyek drainase ini dihentikan sementara kalau malam ini air tidak hidup. Warga akan mengadang kelanjutan pembangunan ini," kata Rini.


Selain mengganggu aktivitas keseharian warga, pemadaman air akibat proyek pembangunan drainase ini juga telah membuat kegiatan belajar mengajar salah satu sekolah di kawasan itu terpaksa dihentikan. Hal ini karena kondisi sekolah dari TK hingga SMP itu berlumpur dan licin. Sementara tak ada air yang bisa digunakan untuk membersihkan sekolah. 


"Sudah seminggu ini sekitar 200 siswa kami di Yayasan Budiman belajar dari rumah seperti waktu pandemi kemarin. Karena semenjak pembangunan jalan ini, warga meminta izin memarkirkan kendaraan di sekolah kita. Sekolah kita jadi penuh lumpur dan licin," kata Suyanto, penjaga sekolah tersebut.


"Sementara untuk membersihkannya tidak ada air. Kami mendukung agar proyek pembangunan ini dihentikan jika memang malam ini air tak kunjung dialirkan," katanya lagi.

Sumber : iNews.id

TerPopuler