TANGGERANG SELATAN,JEJAK KRIMINAL
Musim kemarau berkepanjangan membuat kelurahan terdampak kekeringan semakin meluas di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Akibatnya, puluhan ribu kepala keluarga di Tangsel mengalami krisis air bersih.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel, M Faridzal Gumay mengatakan, awalnya ada 18 titik lokasi krisis air bersih ajibat terdampak kemarau panjang, namun kini jumlahnya meningkat menjadi 23 titik.
BPBD Tangsel membeberkan, 23 titik tersebut antara lain tersebar di Kelurahan Keranggan, Muncul, Setu, dan Babakan di Kecamatan Setu. Kemudian di Kelurahan Ciater, dan Buaran di Kecamatan Serpong. Kelurahan Jurangmangu Barat di Kecamatan Pondok Aren.
"Total warga terdampak krisis air bersih sebanyak 1.550 kepala keluarga," kata Gumay, Jumat (6/10/2023).
Pemerintah Kota Tangsel dibantu pihak pengembang swasta, kata dia, sudah mengirim pasokan air bersih sebanyak 127.700 liter kepada warga terdampak kekeringan.
Rekapitulasi distribusi air bersih kepada warga terdampak kekeringan mulai berlangsung sejak 28 September hingga 4 Oktober 2023. "Wilayah di Kelurahan Keranggan paling banyak, sampai 76,1 persen," papar Gumay.
Upaya Kota Tangerang Antisipasi Kekeringan
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang menyiagakan sejumlah truk tangki air dengan berbagai kapasitas yang akan disalurkan ke permukiman warga. Hal tersebut untuk mengantisipasi kekeringan dan ancaman kebakaran lantaran fenomena El Nino.
Kabid Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kota Tangerang Gufron Falfeli mengungkapkan, sebagai antisipasi kekeringan, krisis air atau pun kebakaran, BPBD telah mempersiapkan lima truk tangki air.
Mulai dari kapasitas 3.300 liter, 6.000 liter, hingga 18.000 liter lengkap dengan mensiagakan ratusan personel di delapan lokasi, yakni satu Markas Komando, empat UPT, dan tiga Pos selama 24 jam penuh.
"Saat ini kondisi secara umumnya di Kota Tangerang masih dalam kategori aman. Musim kemarau dan cuaca yang terik seperti saat ini memang berpotensi menjadi penyebab kebakaran di wilayah Kota Tangerang," ungkap Gufron, Rabu (23/8/2023).
Cegah Kebakaran
Dia menjelaskan, pada dua pekan terakhir ini sudah 16 kasus kebakaran di wilayah Kota Tangerang yang ditangani BPBD Kota Tangerang. Empat di antaranya merupakan kebakaran pada rumput liar atau lahan kering dan kosong, serta sisanya merupakan kebakaran gedung atau rumah akibat konsleting listrik.
"Kebakaran lahan kering ini disebabkan oleh kelalaian dalam beraktivitas. Seperti melakukan pembakaran sampah atau pembuangan puntung rokok sembarangan. Ini perlu menjadi perhatian semua pihak, karena biasanya BPBD menangani kasus lahan kering hanya satu atau dua saja setiap bulannya," jelas Gufron.
Masyarakat diimbau tidak sembarangan membakar sampah. Selain menjadi pemicu kebakaran lahan, juga menjadi salah satu faktor terjadinya polusi udara yang tengah melanda saat ini.
Sementara itu, selain menyiagakan truk tangki air, BPBD Kota Tangerang juga memperkuat koordinasi antarstakeholder atau organisasi perangkat daerah (OPD). Seperti koordinasi dengan BMKG terkait kondisi cuaca di Kota Tangerang.
"Bersama stakeholder dan OPD, BPBD telah melakukan sejumlah mitigasi bencana. Selain mensiagakan truk tangki air, BPBD juga telah membentuk Tim Siaga Bencana dan Posko Bencana didelapan lokasi. Apabila terjadi kebakaran atau kegawatdaruratan lainnya, masyarakat dapat menghubungi Siaga 112 atau 021-5582-144," kata Gufron.
Pemkab Tangerang Antisipasi Kemarau
Hadapi bencana kekeringan akibat dampak El Nino, sebanyak 20 truk tanki air bersih disiagakan Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Tangerang. Puluhan armada tersebut akan menyasar pemukiman yang dilanda krisis air bersih.
"Telah melakukan mitigasi dampak dari musim kemarau, dengan menyiapkan armada mobil tanki air bersih untuk membantu kedaruratan masyarakat, ada 20 armada dan persnonil yang disiagakan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat, Minggu (20/8/2023).
Dia juga mengatakan, pihaknya juga siap siaga selama 24 jam untuk membantu masyarakat. Jika ada keluhan bisa menghubungi call center 112.
Kemudian, untuk pemetaan wilayah rawan kekeringan yang menjadi perhatian yaitu daerah Tangerang Utara seperti Kecamatan Teluknaga, Kronjo, Pakuhaji, Kosambi, Gunung Kaler, Kresek, Rajeg dan termasuk Tigaraksa.
Dari beberapa wilayah tersebut, secara umum terjadi kekeringan yang berdampak pada kebutuhan air bersih.
"Tapi sampai sekarang kita belum mendapat laporan masyarakat yang membutuhkan bantuan air bersih," kata Ujat.
PMI Siap Membantu
Sementara itu, Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tangerang Soma Atmaja mengatakan, pihaknya siap membantu dan memberikan pelayanan bantuan masyarakat yang terdampak musim kemarau. Namun sebelumnya, PMI tetap akan berkoordinasi dengan instansi terkait.
"Sekarang kita lagi proses pendataan terlebih dahulu sebagai asesor kami (PMI)," katanya.
Terkait wilayah rawan terdampak kekeringan di Kabupaten Tangerang, sejauh ini telah dilakukan pemetaan, sehingga pihaknya sudah siap melakukan penanganannya.
"Titik-titik lokasi rawan kita sudah ada, namun sekarang ini kita hanya untuk mem-back up dari BPBD," katanya.
Sumber : Liputan6.com