Kamar Mayat Penuh, Jalur Gaza Siap-siap Jadi Kuburan Massal


Kamar Mayat Penuh, Jalur Gaza Siap-siap Jadi Kuburan Massal

Jumat, 13 Oktober 2023, Oktober 13, 2023

 

JALUR GAZA, JEJAK KRIMINAL

Situasi di Jalur Gaza semakin memprihatinkan usai Israel menyatakan perang kepada kelompok Hamas. Pengiriman bantuan ke Gaza juga sulit.


Kepala media pemerintah di Gaza, Salama Ma'rouf, berkata daerah itu bisa menjadi "kuburan massal" jika tidak diberikan bantuan. Israel juga telah memotong jalur pasokan air dan listrik.


"Jalur Gaza telah memasuki belokan yang berbahaya, dan sedang menyaksikan menurunnya semua pelayanan dan kondisi hidup," ujar Salama Ma'rouf kepada Anadolu Agency, dikutip Kamis (12/10/2023).


Israel memutuskan pasokan air dan listrik setelah Hamas melancarkan serangan kejutan pada Sabtu lalu, serta menawan sejumlah orang.


Ma'rouf berkata aksi Israel adalah upaya agar warga Gaza pindah dari rumah-rumah mereka. Pengeboman yang dilakukan Israel juga disebut menimbulkan "pembunuhan massal"


Ia turut menyebut bahwa kamar mayat di Palestina juga sudah penuh karena jumlah mayat yang terus bertambah. Kondisi serupa terjadi di rumah sakit yang semakin penuh dan kesulitan menangani korban luka.


"Gaza adalah zona bencana yang terdampak genosida, hukuman kolektif, dan pembunuhan massal," ujar Ma'rouf.


"Respons yang terlambat bisa berakibat menjadikan Jalur Gaza sebagai kuburan massal di mana orang-orang meninggal karena bermacam cara; akibat pengeboman dan kehancuran, kelaparan, kurangnya air minum yang aman atau tersebarnya epidemi dan penyakit menular," ucap Ma'rouf.


Menurut laporan Middle East Monitor, Menteri Energi Israel, Israel Katz, berkata air dan bahan bakar tidak akan disediakan sampai semua tawanan dibebaskan.  


Pada situs resminya, PBB juga telah menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan harus diberikan ke Jalur Gaza. Lembaga pangan PBB (WFP) dan UNRWA masih berusaha operasional di Gaza untuk memberikan bantuan pangan.


RS Indonesia di Gaza Mampu Bertahan 4 Bulan Meski Listrik dan Air Diblokade Israel


Sebelumnya dilaporkan, RS Indonesia di Gaza dinilai mampu bertahan empat bulan di tengah blokade Israel yang meghentikan pasokan air, listrik dan makanan. Hal ini disampaikan Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Ir. Faried Thalib.


Seperti diketahui, Israel telah mengumumkan untuk melakukan blokade Gaza, ditandai dengan pasokan listrik, makanan, air dan bahan bakar ke Jalur Gaza segera dihentikan. Pengumuman ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dikutip dari CNN, Senin (9/10/2023).


 "Rumah Sakit Indonesia ini dari awal itu bisa tetap beroperasi walau tidak disuplai. Ini karena didukung fungsi basement. Itu untuk menyimpan deposit supporting rumah sakit," terang Faried saat Konferensi Pers MER-C: Gaza Membara, MER-C Siapkan Tim dan Bantuan Kemanusiaan pada Selasa, 10 Oktober 2023.


"Lalu dilengkapi dengan dua genset besar, tapi memang kalau gensetnya dibom ya selesai."


Faried menekankan, Rumah Sakit Indonesia sudah didesain yang mampu dapat bekerja dalam keadaan darurat.


"Insya Allah, deposit supporting RS Indonesia mampu. Kan itu ada aturan, tidak boleh disentuh sembarangan. Dan desain rumah sakit bisa bekerja hingga empat bulan ke depan," tegasnya.


Kewalahan Menangani Korban


Walaupun Rumah Sakit Indonesia di Gaza mampu bertahan di tengah perang Israel dan Hamas, lanjut Faried Thalib, lama-lama rumah sakit menjadi kewalahan. Perang yang masih terus berkecamuk akan memakan korban yang semakin banyak.


"Dalam kondisi normal aja rumah sakit udah kewalahan penanganannya. Karena kondisi terblokade, kami juga bahas soal RS Indonesia ini dan kami MER-C ingin mengirimkan bantuan," katanya.


"Ya di sana dokternya ada puluhan, tapi tetap butuh sumber daya manusia." 


Kepala Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Sarbini Abdul Murad menambahkan, Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina berperan penting bagi warga Palestina.


"Rumah sakit ini berjarak 3 kilo dari perbatasan (Israel-Palestina), korban bisa langsung dibawa. Karena RS Indonesia sangat dikenang, jadi yang namanya mau dibawa ke mana, ya ke RS Indonesia," tambahnya.


"Ini satu hal yang sangat positif."


Sarbini mengakui, untuk masuk ke Gaza membantu para korban terbilang sulit.


"Sulit tapi masih mungkin, normalnya susah," sambungnya.

Langgar Hukum Internasional


Kantor HAM di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menegaskan bahwa pengepungan atau blokade total yang dilakukan Israel di Jalur Gaza dilarang berdasarkan hukum internasional.


Pada Selasa (10/10), PBB menyebut pengepungan total oleh Israel itu menutup aliran pasokan bahan-bahan pokok kebutuhan dasar bagi warga sipil, dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (10/10/2023).


Volker Türk, Komisioner Tinggi PBB untuk HAM, mengatakan bahwa martabat dan nyawa manusia harus dihormati, sambil menyerukan kepada semua pihak untuk meredakan situasi yang "penuh dengan potensi ledakan. 


Kelompok militan Palestina Hamas, yang menculik sekitar 150 orang dalam serangan mendadak akhir pekan lalu terhadap Israel, mengancam akan mengeksekusi para sandera jika serangan udara Israel terus “menargetkan” warga Gaza tanpa peringatan.


Ancaman tersebut muncul setelah Israel pada Senin (9/10/2023) memberlakukan pengepungan total di Jalur Gaza, memutus pasokan makanan, air dan listrik, serta memicu kekhawatiran akan situasi kemanusiaan yang makin menyedihkan.


“Hukum Perikemanusiaan Internasional sudah jelas: kewajiban untuk selalu berhati-hati untuk menyelamatkan penduduk sipil dan benda-benda sipil tetap berlaku selama serangan terjadi,” kata Volker Turk dalam sebuah pernyataan.


Pengepungan oleh Israel tersebut berisiko memperburuk situasi HAM dan kemanusiaan yang sudah terpuruk di Gaza, termasuk kapasitas fasilitas medis untuk beroperasi, terutama mengingat meningkatnya jumlah korban luka, kata pernyataan itu.


“Pengenaan pengepungan yang membahayakan nyawa warga sipil dengan merampas barang-barang penting bagi kelangsungan hidup mereka dilarang berdasarkan hukum kemanusiaan internasional,” lanjut Turk.

Sumber : Liputan6.com

TerPopuler