Aksi Bully 2 Siswi Diduga Anak Keluarga Pejabat, Kepala Sekolah Panggil Semua Orang Tua


Aksi Bully 2 Siswi Diduga Anak Keluarga Pejabat, Kepala Sekolah Panggil Semua Orang Tua

Senin, 16 Oktober 2023, Oktober 16, 2023

 

LANGKAT, JEJAK KRIMINAL

Seorang siswi SMA Negeri 1 Stabat, Kabupaten Langkat menjadi korban bully teman satu sekolahnya.


Aksi bully yang menimpang korban berinisal A itu pun viral di media sosial.


Amatan Jejak Kriminal, korban diganggu atau dibully oleh temah satu sekolahnya dengan cara mengolok-ngoloknya.


Tak hanya itu, jilbab korban yang sudah bagus diperbaiki, ditarik oleh salah satu terduga pelaku bullying berinisial BNQ.


Ironisnya, BNQ diduga sudah sering membully korban. Dan disebut-sebut terduga pelaku merupakan keponakan Anggota DPRD Langkat berinisial P.


Parahnya lagi, dalam video yang beredar, BNQ menyentuh atau memegang daerah sensitif perempuan di bagian dada.


Padahal, BNQ dan korban berjenis kelamin yang sama, yaitu perempuan.


Aksi bully tersebut diduga direkam oleh FDM yang kemudian disebarluaskan ke media sosial dan akhirnya beredar viral.


Tak hanya itu, FDM juga berstatus anak aparat kepolisian.


Meski ada pelajar lain saat aksi bully terjadi, tapi tak ada seorang pun yang melerai hingga mencegahnya.


Orangtua korban pun akhirnya mengetahui peristiwa yang membuat malu anaknya.


Video viral ini juga sudah diketahui oleh sejumlah guru di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri di Kabupaten Langkat.


Diketahui aksi bully itu terjadi di dalam ruang kelas seusai jam mengajar guru, Jum'at (13/10/2023).


Orang tua korban berinisial W sendiri menyebut, aksi bully yang menimpa anaknya diketahui pada siang harinya, setelah mendengar keterangan dari teman korban.


"Pada Sabtu (14/10/2023) pagi, guru sekolah mendatangi rumah kami menjelaskan hal ini. Saya tidak dapat menerima kelakuan anak-anak itu (pelaku) terhadap anak saya (korban)," ujar orang tua korban berinisial W, Minggu (15/10/2023).


W tak habis pikir melihat tingkah laku anak-anak zaman sekarang. W menambahkan, orangtua beserta anak-anak yang melakukan bully terhadap anaknya juga sudah datang ke rumahnya, Sabtu (14/10/2023) malam.


"Mereka datang baik-baik, ya kami terima. Cuma saya bilang, kejadian ini terjadi di sekolah dan selesainya tidak di rumah ini," ujar W.


Kemudian, W menegaskan persoalan tersebut harus diselesaikan di sekolah, karena aksi bully terjadi di ruang kelas.


W berharap agar ketiga pelaku yang melakukan bully terhadap anaknya dapat dikeluarkan dari sekolah.


"Anak saya (korban) sudah saya larang sementara untuk sekolah karena ngedrop pada Sabtu (14/10/2023). Namun guru menyuruh untuk tetap datang," ujar W.


"Saya berharap anak-anak itu (para terduga pelaku perundungan) harus dikeluarkan dari sekolah. Jangan dibiarkan, nanti bisa jadi penyakit, dapat memberi contoh kepada anak-anak lain untuk melakukan hal yang sama. Kalau tidak dikeluarkan, tidak akan menjadi efek jera kepada yang lain dan kejadian seperti ini dapat terulang kembali," sambungnya.


Namun demikian, pascaviral video aksi bully tersebut, beredar video klarifikasi yang dibacakan oleh FDM. Namun sayang, video klarifikasi tersebut hanya dilakukan sepihak.


Ditanya soal video klarifikasi, W mengaku sudah mengetahuinya. Namun langkah tersebut tidak dilakukan di hadapan para orangtua, baik itu korban maupun pelaku perundungan.


"Tidak bisa seperti itu (melakukan klarifikasi), saya tidak ada di situ. Intinya saya tidak terima anak saya diginikan (menjadi korban perundungan)," ujar W.


Kepala SMAN 1 Stabat Panggil Semua Orang Tua


Terpisah, Kepala SMAN 1 Stabat, Nano Prihatin mengakui, adanya aksi bully yang dilakukan anak-anak didiknya.


Menurutnya, saat ini pihaknya tengah berupaya melakukan penyelesaian terkait aksi bully itu.


"Masih dalam proses penyelesaian, besok (16/10/2023) semua orang tua dipanggil ke sekolah," ujar Nano.


Disoal video klarifikasi disebut sepihak yang hanya dilakukan sekolah, Nano menyebut, hanya permintaan maaf saja dari pelaku.


"Itu hanya permintaan maaf dari pelaku, proses tetap berjalan dengan melibatkan orang tua siswa," tutup Nano.

Sumber : Tribun-medan.com

TerPopuler