Utusan Tim Kecil Anies Baswedan, Sudirman Said dan Sekjen DPP Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya usai pertemuan tim kecil di Pendopo Anies Baswedan, Cilandak, Jaksel. |
Menanggapi munculnya nama-nama tokoh tersebut, Anggota Tim 8 Koalisi Perubahan, Sudirman Said mengajak mereka untuk bergabung dalam barisan yang memperjuangkan Perubahan.
“Kami bersyukur semakin banyak tokoh yang membuka diri, bersedia mempertimbangkan untuk menjadi pasangan Pak Anies. Ini suatu kemajuan, karena keberanian untuk bersama dalam barisan perubahan sudah mulai muncul,” kata Sudirman dalam keterangannya, Selasa (8/8/2023).
Menurut Sudirman, bermunculan nama calon yang ingin menjadi cawapres Anies membuktikan mantan Gubernur DKI Jakarta itu dipercaya sebagai pemimpin perubahan.
“Lebih dari itu, ini berarti Pak Anies semakin dipercaya sebagai figur yang memberi harapan perbaikan ke depan. “
Tentang nama Cawapres, ia menyebut saat ini sudah ada di kantong Anies Baswedan dan tinggal menunggu waktu terbaik untuk diumumkan.
“Kita sedang menunggu momentum terbaik untuk mengumumkannya. Berkenaan dengan nama nama yang muncul, mereka adalah tokoh-tokoh yang dipercaya Rakyat,” kata Sudirman.
Ajak Gabung Koalisi Perubahan
Karena Bacawapres hanya satu, Sudirman mengajak semua tokoh-tokoh bakal cawapres tersebut bergabung memperkuat barisan yang memperjuangkan perubahan dan perbaikan.
“Pekerjaan rumah meluruskan kembali jalannya negara, mewujudkan keadilan sosial, menegakkan hukum, menanggulangi korupsi yang kian marak; memerlukan banyak sekali pemimpin kredibel,” kata dia.
“Karena itu kami mengundang sebanyak mungkin figur yang terpercaya, untuk bergabung memperkuat Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Rasanya tidak cukup bila kita hanya membicarakan posisi Capres dan Cawapres. Ada banyak sekali tugas-tugas yang harus diurus oleh tokoh-tokoh kredibel bila nanti Pak Anies diberi jalan Tuhan, memperoleh mandat rakyat untuk memimpin negeri ini,” ucap Sudirman Said menandaskan.
Yenny Wahid Siap Jadi Cawapres
Komisaris Independen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Yenny Wahid. |
Menurut dia, kesempatan untuk duduk di jabatan publik harus diambil untuk mengubah sebuah kebijakan agar lebih menguntungkan publik.
"Karena itu kan memang salah satu tujuan kita adalah untuk menduduki jabatan publik yang strategis agar bisa membuat kebijakan publik, yang membuat perubahan positif di masyarakat," kata Yenny, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/8/2023).
Yenny mengatakan, setiap politikus yang sudah duduk di jabatan publik harus punya tujuan yang berpihak pada rakyat. Dia pun menyinggung sebuah perubahan, sebab lewat jabatan publik, perubahan kebijakan di masyarakat lebih mudah.
"Selalu politisi itu kan harus punya tujuan seperti itu. Jabatan publik apapun adalah alat yang paling cepat untuk bisa membuat perubahan-perubahan kebijakan di masyarakat," ujar Yenny.
Lebih lanjut, dia pun mengaku hingga saat ini terus berkomunikasi dengan tiga bacapres. Untuk melakukan negosiasi sebelum akhirnya memutuskan berpasangan dengan siapa di Pilpres 2024 nanti.
"Semua orang masih berkomunikasi, semua orang masih melakukan negosiasi. Jadi kita lihat saja nanti," ujar dia.
Namun, saat ditanya dirinya lebih dekatan dengan bacapres mana, dia mengaku dekat dengan semuanya. Seperti dengan Anies Baswedan, kedekatan dirinya lantaran Anies merupakan rektor Yenny saat berkuliah.
Sementara dengan Ganjar, mereka sama-sama berasal dari komunitas yang sama. Lalu dengan Prabowo, karena suami Yenny Wahid merupakan mantan kader Partai Gerindra.
"Jadi yang namanya komunikasi ya lancar dengan semua kandidat ini. Nah tentunya komunikasi ini membahas kemungkinan-kemungkinan ke depan, titik kolabirasi seperti apa. Kan belum final semua. Ya kita lihat dulu akan seperti apa," imbuh dia.