Viral! Begal Ditembak Mati, PDIP, Prabowo hingga Warganet Dukung Wali Kota Bobby, Berikut Faktanya


Viral! Begal Ditembak Mati, PDIP, Prabowo hingga Warganet Dukung Wali Kota Bobby, Berikut Faktanya

Sabtu, 22 Juli 2023, Juli 22, 2023

 


Jejakkriminal.online

Dukungan Wali Kota Medan Bobby Nasution tentang menembak mati pelaku begal menuai sorotan publik dan kritikan keras kelompok aktivis Hak Asasi Manusia (HAM). Namun, sejumlah politikus dan masyarakat Kota Medan mendukung penuh pernyataan Wali Kota Medan Bobby Nasution untuk menembak mati pelaku begal.

Diketahui pelaku begal belakangan ini marak di Kota Medan, Sumatera Utara. Terbaru satu pelaku begal ditembak mati oleh Polrestabes Medan. Dalam peristiwa itu, seorang pelaku bernama Bima Bastian alias Jarot melawan. Sehingga anggota polisi harus mengambil langkah tembak di tempat.

Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda menerangkan, peristiwa terjadi ketika polisi berupaya menangkap enam pelaku begal beraksi di Dear Beauty Salon di Jalan Flamboyan Raya, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan. Dalam peristiwa itu, seorang pelaku bernama Bima Bastian alias Jarot melawan. Sehingga anggotanya harus mengambil langkah tembak di tempat. “Satu di antara pelaku ditembak mati bernama Bima Bastian alias Jarot karena melawan saat diamankan,” kata Valentino

Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Medan Bobby Nasution berang dengan kejahatan begal yang kerap terjadi di wilayahnya. Dia meminta aparat penegak hukum bertindak tegas. Kata menantu Presiden Joko Widodo ini, bila perlu para begal tersebut ditembak mati. "Saya harap pihak kepolisian lebih tegas untuk menindak para pelaku di lapangan, walaupun harus ditembak mati," ujar Bobby tulis Bobby di akun Instagram pribadinya, Jumat (7/7/2023).

Setelah instruksi Wali Kota Medan Bobby Nasution tersebut, kemudian pada Minggu (9/7/2023) jajaran personel Polrestabes Medan menembak mati seorang begal di Kota Medan, karena berusahan melawan petugas. Wali Kota Medan Bobby Nasution pun memberi apresiasi. "Hal ini sangat kami apresiasi, karena begal dan pelaku kejahatan tidak punya tempat di Kota Medan karena sangat mengganggu ketenangan dan keamanan masyarakat," ujar Bobby Senin (10/7/2023) lalu.

Sementara, Polda Sumut mengatakan kasus tembak mati terhadap Jarot bukan extrajudicial killing. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi menyatakan peristiwa penembakan terhadap salah seorang perampok di Medan, Senin pekan lalu sesuai prosedur. Menurut dia, pelaku yang bernama Bima Bastian alias Jarot mencoba menembak anggota polisi terlebih dahulu. “Tersangka bernama Bima Bastian alias Jarot melawan dan menembak anggota saat ditangkap memakai airsofgun dan melukai anggota kita. Karena mengancam keselamatan dan jiwa petugas tentu ditembak mati,” kata Hadi Wahyudi, Selasa (11/7/2023) lalu.

Politikus PDI-Perjuangan Aria Bima setuju dengan tindakan tembak mati pelaku begal di Medan, Sumatera Utara.

Aria Bima mengatakan, tindakan itu tepat sebagai terapi kejut atau shock therapy untuk orang-orang yang berniat melakukan pembegalan.Tindakan tembak di tempat adalah langkah shock therapy untuk menjamin rasa aman dan melindungi warga masyarakat," kata Aria dikutip Tribun-Medan.com dari Youtube Dua Arah yang tayang pada Sabtu (22/7/2023).

Aria mengatakan, jika tak ada tindakan tegas tersebut, maka dikhawatirkan kejahatan begal semakin meluas dan pelaku tidak takut dengan ancaman hukuman yang ada.

Oleh sebab itu, tegas Aria Bima, perlu dilakukan tindakan tegas dengan upaya tembak di tempat, agar pelaku begal berpikir ada kematian yang menunggu mereka jika melakukan aksi tersebut.

"Maka ancaman untuk tembak ditempat harus disampaikan saat ini. Tinggal para begal ini akan memilih jalan hidupnya sendiri, mau begal atau mau begal, kalau begal tembak mati," ucap Anggota DPR RI Komisi VI itu.

Aria mengatakan, tentu upaya tersebut harus dilakukan oleh aparat dan dilakukan dengan terukur. "Tapi saya katakan ini hanya shock therapy dalam waktu terukur dan jumlah terukur juga dengan risiko-risiko dan evaluasi-evaluasi yang terukur juga, untuk melindungi masyarakat," ujar dia.

Ternyata, apresiasi Bobby terhadap tindakan tegas kepada pelaku begal menuai kritikan dari sejumlah pihak. Beberapa di antaranya yaitu Lembaga Bantuan Hukum atau LBH Medan dan Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan atau Kontras Sumatera Utara.

Koordinator Kontras Sumut Rahmat Muhammad mengatakan, pernyataan Bobby serupa dengan penegakan hukum yang serampangan atau pembunuhan di luar hukum (extrajudicial killing). “Pernyataan Bobby seolah kalap dengan banyaknya tindak kejahatan yang terjadi di Kota Medan,” kata Rahmat dalam keterangannya, Rabu (12/7/2023) lalu.

Bahkan, Komisoner Kompolnas juga menegaskan bahwa pelaku seharusnya dilumpuhkan, bukan mematikan. Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti, mengatakan penggunaan senjata api telah diatur dalam Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penggunaan Kekuatan dan Perkap Nomor 8 Tahun 2009 Tentang HAM. “Tembakan polisi dalam menangani penjahat seharusnya melumpuhkan, bukan mematikan,” kata Poengky, Selasa (11/7/2023) lalu


Atas kritikan kelompok aktivis HAM tersebut, Wali Kota Medan Bobby Nasution pun menanggapi dengan seloroh santai. “Tanggapannya untuk LBH sama apa (KontraS), oh iya. Saya mewakili para begal, terima kasih untuk LBH,” ujar Bobby Rabu (12/7/2023). “Ya coba tanya masyarakatnya aja, lihat kondisinya. Saya rasa dengan korban-korban yang sudah banyak di Kota Medan, perlu enggak (tindakan tegas dan terukur), coba tanya masyarakat,” kata Bobby.

Sementara. Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto membela Wali Kota Medan Bobby Nasution yang meminta polisi menembak mati pelaku begal.


Menurut Prabowo, permintaan itu jangan langsung dinilai sebagai dukungan agar polisi dapat bertindak sewenang-wenang, tapi upaya kepala daerah dalam melindungi warganya.

Ketua Umum Partai Gerindra itu lantas menilai bahwa permintaan itu perlu mendapat perhatian dari aparat hukum agar bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam menekan tingkat kejahatan di daerahnya. Di sisi lain, Kodam I Bukit Barisan turun gunung untuk memberantas begal dan geng motor yang belakangan ini meresahkan warga kota Medan.Melalui Detasemen Intel Kodam I/Bukit Barisan (Deninteldam I/BB) telah menurunkan anggota ke lapangan.


Langkah ini untuk melindungi masyarakat dan membantu kepolisian. "Kita telah menyebar anggota untuk membantu Polri, dalam hal ini Polrestabes Medan untuk mengatasi begal sesuai permintaan Wali Kota Medan, Bobby Nasution," kata Komandan Deninteldam I/BB, Letkol Inf Jontra Gultom, dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Sabtu (15/7/2023) lalu.

Jontra mengatakan telah menginstruksikan anggotanya untuk tidak ragu menindak tegas dan terukur kepada geng motor dan begal karena sudah sangat merajalela. "Perlunya tindakan tegas terukur bagi pelaku kriminal. Jika masih sering terjadi, tindakan di lapangan akan diterapkan tanpa ragu,"terangnya.

Terpisah, Kapendam I Bukit Barisan Kolonel Rico J Siagian mengatakan, TNI turun tangan memberantas begal dan geng motor lantaran diminta Forum Komunikasi Daerah (Forkompinda).

Tim khusus basmi begal ini telah disebar kurang lebih selama seminggu. Namun demikian dia enggan merinci berapa jumlah anggota dan dimana saja. "Atas permintaan Forkopimda. Sudah 1 mingguan. Salah satu tugasnya, patroli dan bubarkan geng motor,"kata Kolonel Rico J Siagian.

Sebelumnya, DPRD Sumut berpandangan bahwa situasi maraknya begal ini membuat Polri harus didukung oleh institusi lain, yakni TNI. "Situasi yang meresahkan ini perlu dukungan dari institusi yang lain, saya berpendapat bahwa sudah saatnya TNI terlibat aktif dan berada dalam barisan terdepan dalam perang menghadapi komunitas begal di Sumut," ujar anggota DPRD Sumut, Pantur Banjarnahor, Kamis (13/7/2023) lalu.

Pantur mengatakan, begal saat ini sudah melakukan tindakan kekerasan di luar batas kemanusiaan. "Maka Polri dan TNI perlu bertindak tegas dan terdepan menumpas tuntas begal yang selama ini melakukan kekerasan di luar batas kemanusiaan di Sumut dan terkhusus di Kota Medan,"ujarnya.

Warganet juga mendukung pernyataan Wali Kota Medan Bobby Nasution yang mengapresiasi pelaku begal ditembak mati. Hal itu terlihat dari kolom komentar video Youtube "Kontroversi Begal Ditembak Mati" dalam acara Dua Arah Kompas TV yang tayang pada Sabtu (22/7/2023) kemarin.


"Pendapat Rakyat tentang Statement pak Walikota Medan itu sudah benar karena Pembegal berkembang seperti jamur dan Pembegal tidak memperhitungkan HAM Rakyat kecil jadi lebih baik Statement pak Walikota di tegakkan karena HAM untuk Rakyat Kecil tidak di fikir kan oleh pembegal tersebut. Bravo untuk pak Walikota juga pak TNI/POLRI." tulis @erwinpasaribu2076.8

"Saya bela boby Nasution dan pak Prabowo setuju yg penting sesuai SOP tembak mati,"pungkas @hikmahberbakti.3593.

"Ini baru pemimpin yang melindungi rakyatnya," tulis @agussuryono7022. "Gak usah takut dikecam LBH, kami sebagai masyarakat mendukung secara penuh pernyataan pak Bobby. Sebab di China saja koruptor dihukum tembak. Masa di Indonesia tindak kriminal yg bs dikatakan jauh lebih bahaya dari koruptor ga dihukum tembak,"jelas @Gemar_Gamer.

Begal dan Narkoba adalah yang membunuh masyarakat dan generasi muda. Demi menyelamatkan masyarakat dan Generasi muda, kita tidak punya pilihan lain, yaitu menghapuskan begal dari muka bumi."pungkas @aedysantoso8605.

"Seluruh masyarakat Indonesia dukung pak wali kota Bobi tegas mantap,"@spongebop7127. "Tolong pak beri wewenang juga kepada masyarakat untuk memburu begal/maling kalo bisa diberi hadiah," lanjut @astrogess

Yang melarang tembak mati harus bisa kasih solusinya biar rakyat merasa dilindungi oleh negara,"tulis @amindawud4362.


"Bagi yg kontra dgn statement Walkot Medan,Bpk Bobby Nasution.,Anda blm pernah menjadi korban begal sehingga anda tidak tahu derita mereka para korban begal ini,para pelaku begal dlm aksinya memang sdh tidak memiliki sifat alami manusiawi,nyawa korbannyapun tdk ada harganya bagi mereka,yg penting hrs dpt hsl dr setiap aksinya.Ini sebuah krisis kemanusiaann yg fatal,jadi sdh sngt layak diberlakukan "TEMBAK MATI" bagi pelaku begal,sebagai efek jera bagi org2 yg ingin melakukan pembegalan,metode ini sangat efektif menurunkan tingkat kriminalitas dimasa orde baru, secara pribadi saya sangat setuju apabila *PETRUS" diaktifkan kembali diseluruh Indonesia,karena tingkat kriminalitas diera repotnasi ini bnr2 sdh melampaui batas."tulis @krisnasetiawanaziz2433.

Sumber : tribun.com

TerPopuler