Foto: Tampang pelatih paskirba yang paksa siswa SMK sodomi dirinya di Sumsel. (Foto: Istimewa)
Jejakkriminal.online - Martin Hadi Susanto (37) ditangkap setelah salah satu anak didiknya di pasukan pengibar bendera (paskibra) melaporkannya atas kasus pencabulan. Pelaku meminta 13 anak didiknya di paskibra tersebut untuk menyodomi dirinya.
Kasus ini menimpa 13 pelajar dan alumni sebuah SMK di Gelumbang, Muara Enim, Sumatera Selatan. Para pelajar dan alumni tersebut awalnya tidak mau melapor karena korban mengancam akan menyebarkan aib mereka berupa foto bugil.
Namun, salah satu korban akhirnya memberanikan diri melapor pada polisi. Dari situlah Polres Muara Enim berhasil mengungkap kasus ini dan menangkap pelaku di Banyuasin, tempatnya berdinas sebagai kepala sekolah dasar negeri (SDN) saat ini.
Berikut 10 fakta kasus pelatih paskibra minta disodomi 13 anak didiknya, dihimpun Media.
1. Beraksi di Muara Enim, Ditangkap di Banyuasin
Kapolres Muara Enim AKBP Andi Supriadi mengatakan, pihaknya menerima laporan dari salah satu siswa SMK yang mengaku dipaksa menyodomi pelatih paskibranya. Dari laporan itu, polisi kemudian melakukan penyelidikan dan mengendus keberadaan pelaku.
Unit PPA Satreskrim Polres Muara Enim kemudian berhasil menangkap sang pelaku, Martin Hadi Susanto (37). Dia ditangkap di wilayah Tungkal Ilir, Kabupaten Banyuasin.
"Iya, pelaku ditangkap berdasarkan laporan dari seorang siswa," kata AKBP Andi, Rabu (12/7/2023).
2. Ancam Sebarkan Foto Bugil
Andi melanjutkan, pelaku melancarkan aksinya terhadap para korban dengan ancaman akan menyebarkan foto bugil para korban yang dimilikinya. Gara-gara foto bugil itu pula, para korban sempat enggan melaporkan kejadian ini.
"Beberapa korban ada yang berani bercerita, ada juga yang masih malu. Mereka mengaku takut karena diancam foto bugil mereka yang dimiliki pelaku akan diviralkan," jelas Andi.
3. Korban Berjumlah 13 Orang
Korban kelakuan bejat pelaku sendiri berjumlah 13 orang, yang terdiri atas pelajar dan alumni SMK. Semuanya merupakan anggota pasukan pengibar bendera (paskibra) di SMK tersebut.
Sebanyak 3 korban masih berstatus pelajar aktif di sekolah tersebut, sedangkan 10 lainnya sudah lulus alias alumni. "Iya, total korban ada 13 orang. Tiga masih pelajar dan sisanya itu alumni," kata Andi.
4. Pelaku Berstatus ASN dan Kepala Sekolah
Pelaku diketahui berstatus aparatur sipil negara (ASN) dan kini menjabat kepala sekolah dasar negeri (SDN) di Banyuasin, Sumatera Selatan.
Namun, Andi menerangkan bahwa sebelum menjadi ASN dan kepala sekolah di Banyuasin, pelaku awalnya memang mengajar di sebuah SD di Gelumbang, Muara Enim.
"Jadi, pelaku ini di tahun 2014-2018 guru honorer di SD di Gelumbang (Muara Enim), 2018 diangkat menjadi guru dan mengajar di SD negeri di Tungkal Ilir (Banyuasin)," kata Andi.
5. Berlangsung Sejak 2019 Hingga 2022
Andi mengatakan, pelaku melancarkan aksinya sejak 2019 hingga 2022. Artinya pencabulan dengan memaksa minta disodomi ini terjadi saat pelaku sudah berstatus sebagai ASN dan kepala sekolah.
Meski telah menjadi kepala sekolah di Banyuasin, pelaku masih aktif melatih paskibra di sebuah SMK di Gelumbang. "Pelatih paskib di SMK negeri di Gelumbang ketika ekstrakurikuler pada hari Sabtu dan Minggu," lanjutnya.
Pencabulan tersebut, lanjut dia, bertempat di asrama di SMK tersebut. Pelaku pun melancarkan aksinya secara bergantian kepada 13 korban tersebut.
6. Rayu Korban dengan Iming-iming Cara Masuk TNI
Pelaku memperdaya 13 anak didiknya dengan cara mengiming-imingi mereka cara supaya bisa masuk TNI. Pelaku berkata bahwa agar bisa diterima di TNI, maka alat vital mereka harus dalam kondisi baik.
"Bermula ketika pelaku membujuk rayu para korban yang antusias ingin menjadi anggota TNI. Kemudian korban dirayu, jika alat vitalnya mengalami gangguan, tidak bisa menjadi TNI," jelas Andi.
Lantas pelaku meminta para korban untuk memotret diri masing-masing dalam keadaan bugil. "Dari situ pelaku akhirnya dengan leluasa melakukan perbuatan itu (meminta sodomi) ke para korban," lanjutnya.
7. Berperan Sebagai Perempuan
Dari hasil pemeriksaan intensif, lanjut Andi, pelaku mengakui bahwa saat beraksi, ia berperan sebagai perempuan di hadapan para korban.
Awalnya para korban tidak mau dan takut. Namun, mereka terpaksa melakukannya karena pelaku sudah mengantongi foto bugil mereka dan mengancam akan menyebarkannya apabila mereka menolak.
"Jadi yang bersangkutan ini memposisikan diri sebagai perempuan. Sebenarnya anak-anak ini pada takut, cuma karena diancam (pelaku) akan memviralkan, terus dibohongi bisa terapi alat kelamin," kata Andi.
8. Panggilan Papi
Perbuatan cabul ini berhasil dilakukan pelaku juga diduga karena ada kedekatan dengan para korban. AKBP Andi mengungkapkan bahwa berdasarkan pengakuan para korban, ada panggilan khusus yang ditujukan kepada pelaku, yakni papi.
"Terungkap juga berdasarkan keterangan dari para korban, tersangka ini biasa dipanggil anak didiknya Papi," kata Andi.
9. Lingkaran Setan: Pelaku Pernah Jadi Korban
Berdasarkan pengakuan pelaku, polisi mengetahui bahwa pelaku ternyata pernah menjadi korban saat masih kecil. Pelaku pernah disodomi ketika masih duduk di kelas 3 SD.
Diyakini masa lalu itulah yang membuat pelaku akhirnya nekat meminta 13 anak didiknya untuk menyodominya.
"Motifnya melakukan itu dari pengakuannya, dia ini waktu masih kelas 3 SD pernah menjadi korban seperti itu juga," sambung Andi.
10. Berencana Menikah
Kepala sekolah dasar sekaligus pelatih paskibra berusia 37 tahun itu diketahui masih berstatus bujangan. Pelaku juga berencana akan menikah pada akhir tahun ini.
"Yang bersangkutan belum berkeluarga (menikah). Dari keterangan tersangka, dia akan menikah Desember 2023," pungkas Andi.
Sumber: detik.com